Tambang Galian C dan Batu Bara Membayangi Pengembangan Geopark Meratus

Wakil Ketua Badan Pengelolaan Geopark Meratus, Nurul Fajar Desira memaparkan situs-situs Geopark Meratus.

BANJARBARU, klikkalsel.com – Pemprov Kalsel saat ini getol mengupayakan Geopark Meratus yang memiliki 54 situs untuk naik status menjadi UNESCO Global Geopark. Di balik upaya itu, persoalan tambang galian C dan batu bara masih menjadi PR untuk dibenahi pemerintah, agar tidak mengurangi nilai-nilai estetika situs Rute Timur Geopark Meratus.

Wakil Ketua Badan Pengelolaan Geopark Meratus (BPGM), Nurul Fajar Desira menerangkan 54 Situs Geopark Meratus tersebar empat rute, yaitu Timur, Barat, Selatan dan Utara. Sebanyak 54 situs ini terbagi dalam enam kategori yakni Intangible Site, Cultural Site, Infrastructure Site, Natural Site, Geological Site, dan Sosio Economy.

“Rute Barat menunjukan pesona susur sungai orang Banjar, Rute Selatan tentang sebuah kilau perjalanan hutan tropis menuju intan, Rute Timur tentang pelayaran mengesankan menuju sejarah bumi dan manusia, Rute Barat mengikuti suara angin menuju keajaiban Dayak Meratus,” bebernya dalam pertemuan Cafe Talk Pemprov Kalsel dengan tema ‘Persiapan Menuju Penilaian UNESCO Geopark Meratus’, di Banjarbaru, Selasa (26/9/2023).

Sementara itu, Rute Timur Geopark Meratus dengan 14 situs yang tersebar di Kabupaten Banjar menjadi sorotan awak media. Situs di Rute Timur ini didominasi di Kecamatan Karang Intan dan Kecamatan Aranio.

Sebab di Desa Awang Bangkal Barat, Kecamatan Aranio ada aktivitas pertambangan galian C batu gunung. Suasana itu terlihat jelas oleh pengunjung saat melintasi jalan ke arah Dermaga Riam Kanan dengan tujuan sejumlah situs, di antaranya Bukit Matang Keladan, Rumah Panggung Tebing Danau, dan Batu Sekis Sungai Kembang.

Hal tersebut dinilai mengurangi estetika Geopark Meratus yang menyuguhkan keindahan panorama alam. Persoalan ini, kata Fajar Desira, menjadi perhatian pemerintah untuk melakukan pembinaan terhadap warga setempat.

Baca Juga : Pansus II DPRD Kalsel Usulkan Perkembangan Ekonomi Tak Tergantung Pertambangan

Baca Juga : Diduga Lalai K3, Tiga TKA Asal China Tewas di Tambang Batu Bara Kotabaru

“Kita ingin mengedukasi bahwa komoditi ekstraktif itu tidak baik, seperti galian C, tidak baik bagi masa depan kita. Dia tidak berkelanjutan dan akan habis, meskipun kita memiliki itu,” ucapnya.

Menurutnya, paradigma ketergantungan komoditas ekstraktif harus dirubah, salah satunya melalui geopark. Target edukasi, sebutnya yaitu masyarakat dan pelaku usaha. Misalnya dengan menyediakan pengganti mata pencaharian masyarakat setempat berbasis eko wisata.

“Itu butuh proses, regulasi, promosi kita kepada masyarakat. Termasuk juga batu bara yang ditambang, pemerintah provinsi menyadari itu. Makanya dalam RPJMD, kita akan beralih sumber ekonomi kita dari ekstraktif ke non ekstraktif. Dari sektor tambang beralih non tambang yaitu pariwisata berbasis budaya dan alam Geopark,” pungkas Fajar yang juga Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Pemprov Kalsel.

Ketua Harian BPGM, Hanifah Dwi Nirwana menambahkan Geopark juga terlaksana sepenuhnya akan membawa perubahan besar ke arah yang lebih baik, khusus bagi masyarakat. Di antaranya meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang penggunaan sumber daya bumi berkelanjutan, mengurangi pengaruh perubahan iklim, dan mitigasi bencana geologi.

“Manfaat Geopark juga menumbuhkan kepedulian akan pentingnya warisan geologi. Dengan Geopark dapat memberikan rasa bangga masyarakat setempat dan memperkuat identitas daerah,” tuturnya.

Hanifah yang juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel ini mengatakan hadirnya geopark di tengah masyarakat juga akan menciptakan kegiatan usaha lokal yang inovatif, dapat digunakan sebagai pekerjaan baru dan sumber pendapatan yang dihasilkan melalui wisata dan geoproducts.

“Yang tak kalah penting itu sumber geologinya terlindungi,” tandasnya.

Untuk diketahui, Geopark Meratus adalah sebuah anugerah alam yang luar biasa, yang diakui secara nasional pada tahun 2018 dan saat ini sedang diusulkan untuk menjadi salah satu UNESCO Geopark yang akan dilakukan penilaiannya pada 2024.

Bila usulan ini diterima, Geopark Meratus akan menjadi ke-11 Geopark UNESCO di Indonesia, dan ratusan Geopark di seluruh dunia. (rizqon)

Editor: Abadi,