Tahukah Anda Sejarah Asal Mula Kampung Basirih? Simak Penjelasan Sejawaran

Potret pemukiman masyarakat Kota Banjarmasin Tempo dulu dipesisir sungai (internet)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terdapat sebuah wilayah bernama Sungai Basirih atau Basirih yang berada di Kota Banjarmasin lebih tepatnya berada di Kecamatan Banjarmasin Barat dan Selatan yang dipisahkan oleh Sungai Martapura.

Dosen Sejarah Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur menjelaskan dari catatan sejarah yang pernah ditulis Idwar Saleh (1975) mengatakan bahwa Sungai Basirih pernah dihuni oleh masyarakat Dayak Ngaju.

“Salah satu spesialisasi atau profesi mereka adalah sebagai penanam dan penjual Sirih,” kata Mansyur, Jumat (17/6/2022).

Sebab, dikawasan itu jumlah pohon sirih yang ditanam sangat banyak, sehingga masyarakat sekitar pesisir menyebutnya dengan Sungai Basirih.

“Dalam perkembangannya, Sungai Basirih menjadi sebuah desa yang disebut Kampung Basirih sampai sekarang,” tuturnya.

Mansyur juga mengungkapkan, masyarakat Dayak Ngaju atau dikenal dengan sebutan Dayak Biaju adalah sekelompok masyarakat yang mendiami beberapa wilayah sungai di Banjarmasin. Keberadaan rumah besar berupa rumah betang yang merupakan salah satu ciri khas pemukiman Dayak Ngaju.

“Masyarakat Dayak Ngaju terkenal dengan kebiasaan menanam sirih yang sudah menjadi bagian dari tradisi Ngaju. Ditambah kondisi alam Banjarmasin juga cocok untuk menanam sirih,” imbuhnya.

Baca Juga : Pemprov Kalsel Ikuti Peringatan Hari Lahir Pancasila, Presiden Ungkap Sejarah Kota Ende Dengan Bung Karno

Baca Juga : Kerusuhan 23 Mei 1997 Sejarah Kelam Banjarmasin, Nurjanah : Suara Adzan Dimana-mana

Sirih dalam beberapa versi tergolong tumbuhan asli Nusantara. Tanaman ini tumbuh pada media seperti tiang kayu, bahkan tanaman pohon lainnya. Dan sirih biasa digunakan dalam acara-acara adat dan dikunyah bersama dengan sirih, jeruk nipis dan gambir.

“Tradisi mengunyah sirih ini bisa ditemukan di banyak tempat, mulai dari Sumatera, Kalimantan hingga Papua,” ungkapnya.

“Tradisi mengunyah sirih pada masyarakat Dayak Ngaju bertujuan untuk memperkuat gigi dan rahang,” sambungnya.

Nama Kampung Basirih muncul karena merupakan tempat budidaya tanaman sirih. Pada zamannya wilayah tersebut cukup terkenal sebagai daerah penghasil komoditas sirih.

“Baik itu di kalimantan Tengah dan Timur,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata Mansyur, daerah sekitar Basirih memang sangat cocok untuk budidaya sirih yang berpotensi sebagai komoditas unggulan dalam jaringan perdagangan lokal maupun regional, hal itu dikarenakan wilayah tersebut terdapat beberapa anak sungai yang menjadikan daerah itu subur dan tidak kekurangan air.