Simulasi Pemilu dari Pagi Sampai Malam, Petugas KPPS Masih Kaku

Suasana simulasi pemilu yang digelar KPU Kalsel di Lapangan Murjani Banjarbaru. (Istimewa)

BANJARBARU, klikkalsel – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalsel melalukan simulasi pemilihan umum (pemilu) di Lapangan Murjani Banjarbaru, Kamis (4/4/2019).

Dalam simulasi yang berlangsung dari pagi hingga malam hari, direkayasa sedemikian rupa, mulai pemungutan suara hingga perhitungannya, serta beragam pelayanan kategori pemilih.

Mulai pukul 07.00 WITA, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) telah bersiap melakukan pemilu, gambaran 17 April mendatang.

Dalam simulasi, 7 orang anggota KPPS Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan, dihadirikan bertugas melaksanakan proses pemilu hingga akhir.

“Karena kita ingin memberikan pemahaman kepada teman-teman penyelenggara. Jadi jadi anggota KKPS ini, kita biarkan bekerja seadanya sepengetahuan mereka,” jelas Komisioner KPU Kalsel, Hatmiati kepada klikkalsel.com, pukul 21.00 WITA usai pelaksanaan simulasi.

Saat simulasi pemilu, KPU Kalsel mencatat ada 200 orang Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Namun, yang berhadir 129 orang, dengan beragam kendala di lapangan.

Diantaranya, warga yang datang membawa KTP Elektronik tetap tidak masuk dalam DPT, memaksa untuk memilih. Ada juga, pemilih DPTb hanya memawa folmilir A5 tetap tidak membawa KTP Elektronik.

Dari pantauan KPU Kalsel khususnya Komisoner Bidang Teknis, Hatmiati menilai KPPS masih masih belum percaya diri menangani permasalahan tersebut. Hal itu, menjadi cacatan jajaran KPU Kalsel untuk melakukan evaluasi, guna memantapkan petugas KPPS.

“Dari hasil evaluasi memang teman-teman KPPS masih agak canggung bekerjanya. Karena ada yang benar-benar baru menjadi anggota KPPS, belum tahu betul bagaimana peran dan fungsinya. Karena setiap anggota KPPS itu, mempunyai peran dan fungsi masing,” tuturnya.

Simulasi pemilu tersebut, KPU Kalsel juga ingin masyarakat mengetahui aturan pemilu dalam menggunakan hak suara mereka. Kendati demikian, KPU Kalsel sengaja memberikan gambaran ketidaktahuan segelintir kendala di lapangan saat pemilu.

“Pemilih dan saksi, jadi tadi memang saksi kecamatan dan panwas kita minta real, dan saksi kita juga minta dari partai politik peserta pemilu. Tadi ada banyal pertanyaan dari saksi saat kita melakukan evaluasi,” katanya lagi.

Ia menjelaskan, perhitungan suara di TPS harus sesuai urutan ketegori pemilihan.

“Jadi pertama itu yang dihitung adalah presiden dan wakil presiden, kedua DPR RI, yang ketiga DPD RI, yang keempat DRPD Provinsi dan yang kelima DPRD Kabupaten/Kota. Jadi KPPS harus meberani menolak kalau ada caleg atau ada saksi atau siapa pun, meminta dari kabupaten kota saja, nah itu tidak boleh,” tegasnya.

Dari simulasi tersebut, Hatmiati mengatakan telah tergambarkan durasi waktu pelaksanaan pemilu diprediksi berkisar 7 jam. Dimulai dari proses pemungutan hingga perhitungan suara di TPS, dengan jumlah DPT berkisar 200 hingga 250 orang di TPS.

“Mengapa seperti itu, karena begini, kalau kita mulai menghitung, kita, kan harus membuka kotak, nah surat suara itu dikroscek dulu dihitung dengan daftar hadir. Jadi sampai proses menentukan sah atau tidak,” tandasnya.

Komisioner KPU Kalsel, Hatmiati saat memberikan evaluasi dan arahan kegiatan simulasi pemilu.

Diketahui pemungutan suara dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan 13.00 WITA. Kemudian, sekitar 1 jam jeda waktu istiraha dan dilanjutkan proses perhitungan pada Pukul 14.00 WITA hingga selesai. (rizqon)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan