Sejarah Kolam Belanda Mandiangin dan Misteri Penampakan Noni Bergaun Putih

Sumber foto koleksi keluarga B.J. Haga yang disimpan Mansyur

Lebih lanjut, keunikan kolam renang Mandiangin ini adalah air yang khas mengalir dari sumber mata air. Lantai dasarnya yang sangat alami dan kesegaran yang khas terasa. Kondisi ini sama dengan kolam peninggalan Hindia Belanda Kolam Renang Tirta Kencana di daerah Banyumas yang juga dibangun tahun 1900-an.

Diperkirakan, bangunan kolam ini merupakan kolam renang pemandian untuk melayani tamu-tamu Eropa dari BJ Haga yang rindu dengan suasana kampung halaman mereka.

“Tentunya orang-orang Eropa ini tidak mau berenang di sungai yang biasa dipakai kaum pribumi. Jadilah kolam renang ini eksklusif untuk orang Eropa saja. Karena minimnya data primer lainnya maka dilakukan analisis dan pembahasan dilakukan dengan metode perbandingan,” jelasnya.

Mengenai kolam Mandiangin ini, pada bagian samping terdapat beberapa reruntuhan bekas bangunan, yang sudah hancur. Bangunan ini dulunya diperkirakan digunakan sebagai tempat bersantai atau tempat berganti pakaian oleh para orang Belanda, setelah mandi di kolam.

Sebagai perbandingan, kompleks olahraga yang ada di Malang pada tahun 1900 an sempat dianggap sebagai kolam terbaik di Hindia Belanda.

Hampir sama kondisinya dengan Kolam Renang Mandiangin, pada tahun 1939 an, kolam renang atau zwembad dalam bahasa Belanda ini lebih banyak digunakan masyarakat Eropa serta kalangan yang terpandang lainnya untuk memenuhi keinginan mereka berenang.

“Dari informasi arsitek yang membangun bangunan Pesanggrahan Mandiangin dan fasilitasnya seperti kolam renang dan lapangan tenis itu diperkirakan dibangun oleh A.W. Rynders yang pada tahun 1939 tercatat sebagai architect bij de Landsgebouwendienst. A.W, Rynders bertanggung jawab untuk gedung-gedung pemerintah di afdeeling Zuid en Oost Borneo. A.W. Rynders yang juga architect di B.O.W atau Burgerlijke Openbare Werken atau Dinas Pekerjaan Umum,” pungkasnya (airlangga)

Editor: Abadi