Satu Tewas dan Empat Pekerja Las Pingsan di Lambung Tongkang

Proses evakuasi korban. (foto : david/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Nasib nahas dialami lima orang buruh las yang diduga keracunan gas saat melakukan pengelasan Tongkang Elfa 3003 di docking kapal PT Nogopatmolo di Jalan Ir. PHM Noor RT 40 Kelurahan Kuin Cerucuk, Selasa (9/10/2018) sekitar pukul 09.00 Wita.

Akibatnya salah satu pekerja, Wintoro alias Win (30) warga Jalan PHM Noor Gang Pembangunan Ujung Kelurahan Kuin Cerucuk meninggal dunia.

Sedangkan empat orang lainnya masing-masing Abdul Aziz (30), Musa (30), Bambang Akhmadi (44) dan Yansah (36) harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin.

Menurut Yoyok Dwi Santoso, salah satu karyawan PT Nogopatmolo, kejadian bermula saat para korban mendapatkan borongan melakukan pengelasan lambung tongkang batubara, Elfa 3003 yang sandar Minggu (7/10/2018) dini hari lalu.

Saat itu entah mengapa saat ingin memasuki lambung kapal para pekerja tidak masuk melalui pintu palka melainkan dengan membuat lubang pada bagian dinding samping lambung kapal.

“Entah tidak bisa dibuka atau apa (pintu palka), mereka bukan masuk lewat pintu palka, mereka masuk melalui lubang yang dibuat oleh Win pada bagian lambung kapal,” ujar Yoyok.

Saat Win membuat dan pertama masuk melalui lubang yang hanya seukuran badan tersebut tidak diketehui oleh temannya yang lain.

Keempat temannya sempat bingung mencari Win, akhirnya saat melihat lubang tersebut mereka juga masuk ke dalam untuk mencari Win.

“Adik saya Toni yang kebetulan disitu bingung karena para pengelas yang tadi sempat bersamanya tidak kunjung kembali usai mencari salah satu temannya,” ungkap Yoyok.

Toni yang merupakan pekerja Bagian Kontroksi Las pun mencari mereka dan saat masuk kedalam lubang tersebut, ia kaget melihat para pekerja sudah dalam keadaan lemas dan pingsan.

Meski sempat masuk, akhirnya Toni keluar lagi karena menyadari kemungkinan adanya gas beracun di dalam ruang palka tersebut.

Lantas Toni meminta bantuan dan kembali bersama beberapa rekannya dengan membawa alat bantu pernafasan untuk mengevakuasi korban.

“Baru bisa mengevakuasi satu korban, tabungnya (alat bantu pernafasan) pecah mas tersenggol besi palka,” ujarnya lagi.

Akhirnya mereka pun menyalakan mesin kompresor dan meniupkan udara dengan harapan dapat memberikan udara segar ke dalam ruang palka.

Satu persatu korban mulai dievakuasi, namun saat mencoba mengevakuasi Win mereka sempat kesulitan karena postur tubuh Win yang cukup besar.

Berkat kerja keras, akhirnya seluruh korban dapat dievakuasi dan dilarikan ke Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin.

Meski telah dievakuasi ke rumah sakit, nyawa Win tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.

Duka mendalam terlihat dari isteri Win, Netri Sumarni yang menangis sambil memeluk jasad suaminya saat berada di rumah sakit. (david)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan