RSIA Ferina Hadir di Banjarmasin, Buka Harapan Baru bagi Pasangan yang Sulit Memiliki Anak

Seminar Awam dari RSIA Ferina

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Masalah infertilitas masih menjadi momok bagi sekitar 15 persen pasangan suami istri di dunia, termasuk di Indonesia. Kini, harapan bagi mereka yang kesulitan memiliki momongan semakin terbuka lebar dengan hadirnya teknologi reproduksi berbantu seperti inseminasi dan bayi tabung (IVF).

RSIA Ferina, pelopor teknologi bayi tabung di Indonesia, kembali menyapa masyarakat Banjarmasin lewat seminar awam sebagai bahan edukatif bagi keluarga yang mengharapkan momongan.

Disampaikan dr. Aucky Hinting PhD, Sp.And(K) bahwa RSIA Ferina telah hadir sejak tahun 1990 sampai akhir tahun 2024 lalu telah melakukan 20 ribu lebih proses bayi tabung dengan tingkat keberhasilan 43 persen.

“Kira-kira itu sekitar 8.000 lebih bayi,” ucapnya, Minggu (15/6/2025).

Ia juga menjelaskan bahwa RSIA Ferina setiap tahunnya pergi ke berbagai daerah untuk menggelar kegiatan seperti ini. Kota Banjarmasin pun dikatakannya sudah dua kali didatangi dengan tahun ini, dimana sebelumnya pihaknya sudah pernah hadir pada tahun 2020.

“Sebagian besar peserta yang mengikuti seminar dan mengikuti program kita pada tahun 2020 lalu sudah ada yang memiliki buah hati,” ungkapnya.

“Dengan seminar seperti ini kita akan lebih banyak bertatap muka langsung dengan pasien-pasien kita,” tambah ya.

Sementara itu Dr. dr. Ashon Sa’adi Sp.OG(K), menyampaikan bahwa faktor kesulitan hamil atau yang sering disebut infertilitas biasanya di pihak istri karena saluran tuba buntu, endometriosis atau kista coklat, ovarium polikistik, sel telur yang kurang, kelainan hormon dan lain-lain.

Baca Juga : Polsek Banjarmasin Selatan Tangkap Pelaku Penggelapan Motor, Kerugian Capai Rp23 Juta

Baca Juga : Dua Pengedar Narkoba Dibekuk Satuan Reserse Narkoba Polresta Banjarmasin 

Atau kalau di pihak suami karena saluran sperma buntu, varikokel, infeksi atau bekas infeksi, antibodi antisperma dan lain-lain. Pada keduanya juga bisa karena kelainan genetik, faktor psikis dan gaya hidup yang tidak sesuai untuk kesuburan.

“Di tempat kita itu dari awal secara keseluruhan kita evaluasi dan kita carikan solusi, dan cara terakhir adalah dengan bayi tabung,” tuturnya.

Selain itu gaya hidup dan lingkungan yang sesuai juga sangat mempengaruhi. Karena tidak semua bisa diobati secara konvensional, dengan obat-obatan, pembedahan atau psikoterapi.

Ia juga mengatakan bahwa informasi adalah yang paling utama, lebih baik melakukan pemeriksaan dini, agar tau lebih awal dan solusi bisa diberikan lebih cepat.

“Faktor usia itu sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan kehamilan, karena semakin muda tingkat keberhasilan semakin tinggi,” jelasnya.

Disisi lain angka kehamilan dengan sistem inseminasi ini rata-rata sekitar 50 persen per kali mencoba, tergantung usia pasien dan penyakit penyertanya.

Sedangkan dr. Jefry Albari Tribowo Sp.And menyampaikan bahwa kasus yang membutuhkan bayi tabung di Kota Banjarmasin masih cukup banyak, namun terkendala terkait rujukan.

“Banyak pasien yang akhirnya kita arahkan ke surabaya khususnya di RSIA Ferina. Karena banyak pasien dari sana yang puas dengan pelayanannya,” ungkapnya.

Karena sampai saat ini di Banjarmasin masih belum ada Rumah Sakit yang menyediakan bayi tabung untuk program kehamilan berbantu ke tersebut.

“Kita saat ini di Banjarmasin yang baru ada itu hanya inseminasi yaitu untuk kasus-kasus yang ringan, sehingga masih belum bisa untuk menangani kasus yang berat,” tandasnya.(fachrul)

Editor : Amran