Puluhan Sekolah di Banjarmasin Terdampak Banjir Rob, Kerugian Materil Ditaksir Puluhan Juta Rupiah

Salah seorang guru di SDN Alalak Utara 1, yang membersihkan dokumen sekolah yang kotor karena lumpur, akibat banjir rob

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Banjir rob yang melanda Kota Banjarmasin tak hanya mengganggu aktifitas warga. Dampak musibah ini, puluhan sekolah juha mengalami kerugian materil.

Tidak hanya menggenangi pemukiman warga, Banjir rob ini juga membuat aktifitas pendidikan terganggu. Dari data Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin, lebih dari 80 Sekolah Dasar (SD) yang terdampak banjir rob.

Kemudian, untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedikitnya ada 27 sekolah yang turut terdampak. Dari total 35 SMP di Banjarmasin.

Kabid Bina SD Disdik Banjarmasin, Nuryadi membeberkan, bahwa data SD yang terdampak banjir rob terus bertambah.

“Data yang kami terima jumlah SD yang terendam sudah hampir mencapai 90 sekolah. Tapi dua hari terakhir ini dampaknya juga sudah berkurang,” ucapnya, Senin (13/12/2021).

Ia menerangkan, dampak kerugian yang paling besar dirasakan salah satu sekolah. Yakni di SDN Alalak Utara 1, yang berlokasi di kawasan Banjarmasin Utara.

Di mana dari catatan yang diterima jajarannya, banjir rob yang melanda merendam beberapa benda elektronik dan berkas-berkas berharga lainnya.

“Ada beberapa dokumen dan administrasi sekolah yang ikut terendam. Lalu ada juga 2 unit LCD Projektor. Kalau ketinggian air sempat mencapai lutut orang dewasa,” jelasnya.

Baca Juga : Peduli Korban Banjir dan Bencana Semeru, Sejumlah Mahasiswa Fisip Uniska Angkatan 2021 Gelar Aksi Galang Dana

Ketika di konfirmasi, Kepala SDN Alalak Utara 1 Banjarmasin, Mahdalena membenarkan, bahwa banjir rob yang melanda menimbulkan dampak yang cukup besar.

Bahkan jika dihitung, kerugian materiil yang dialami mencapai puluhan juta rupiah.

“Harga LCD itu saja sekitar Rp7 juta. Belum lagi sound portable dan AC. Kebiasaan dari sisi kanan sekolah air tidak biasa masuk. Lalu setelah kegiatan kita ditaruh di lantai aja. Ternyata juga ikut terendam,” jelasnya.

“Kami juga sudah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki benda-benda elektronik ini. Seperti kita dinginkan dengan kipas angin. Tapi belum tau bagaimana hasilnya,” sambungnya lagi.

Ia menambahkan, kondisi itu pun telah Ia laporkan ke Disdik setempat. Harapannya, Disdik bisa memperhatikan kondisi yang dialami sekolahnya.

Meski demikian, kondisi ini tidak mengganggu proses belajar mengajar, karena banjir hanya terjadi pada malam hari dan surut di pagi harinya.

“Di tempat ini setiap tahun selalu banjir. Makanya kami berharap ada bantuan ruang kelas baru (RKB) agar bisa ruang kelas bisa ditinggikan. Ada empat kelas yang perlu ditinggikan,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran