BANJARMASIN, klikkalsel.com – Polda Kalsel menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Peran Pelaku Usaha Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)’ di masa pandemi Covid-19.
Kegiatan tersebut melibatkan pemerintah daerah, dinas-dinas terkait, HIPMI, para pelaku usaha dan UMKM, yang diharapkan dapat bersinergi untuk memajukan perekonomian di Kalsel.
“Dengan FGD ini, kita berupaya dalam pemulihan ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi indonesia beberapa waktu lalu mengalami minus 5 dan sekarang semakin baik menjadi minus 2,” kata Kapolda Kalsel, Irjen Pol Drs Rikwanto SH M Hum saat memberikan sambutannya. Senin (1/3/2021).
Dengan meningkatnya perekonomian peran satuan tugas (satgas) PEN ini penting untuk mengawal roda perekonomian agar cepat pulih dan pertumbuhan ekonomi semakin baik, khususnya di Kalsel. Disamping itu pula pentingnya satgas kesehatan dalam penanggulangan penyebaran Covid-19.
Baca Juga : HMI Apresiasi Kinerja Polresta Banjarmasin, Ungkap Kasus Pengeroyokan Mahasiswa ULM
Baca Juga : Posko Kesehatan Biddokkes Polda Kalsel Tangani Beragam Keluhan Kesehatan Korban Banjir
“Antara satgas PEN dan satgas Covid-19 harus sinergis. Contohnya, kalau upaya pemulihan ekonominya terlalu maju, sehingga tidak memperdulikan protokol kesehatan, maka remnya dari satgas Covid-19. Sebaliknya, kalau satgas Covid terlalu maju, sehingga tidak ada kegiatan ekonomi, maka remnya dari satgas PEN,”ucap Rikwanto.
Melalui FGD tersebut hendaknnya melahirkan ide-ide kreatif agar perekonomian di Kalsel khususnya, bisa bangkit dan semakin bergairah lagi, sehingga pertumbuhan ekonominya juga semakin tinggi.
“Tetapi harus memperhatikan protokol kesehatan dan angka-angka penyebaran Covid-19. Jangan sampai, terlalu fokus aktivitas ekonomi, satgas Covid terbengkalai yang justru menambah angka penularan,”pesannya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalsel, Gustafa Yandi, menyambut baik kegiatan FGD yang diinisiasi Polda Kalsel. Dan juga keseriusan Pemerintah RI dalam program pemulihan ekonomi nasional.
“Program PEN tahun 2021 mencapai Rp 699,5 triliun yang kalau dibandingkan tahun 2020 mencapai Rp 695,2 triliun. Ini menunjukkan adanya peningkatan 0,62 persen,” katannya.
Ia merinci anggaran PEN 2021 yang mencapai Rp 699,5 triliun tersebut fokus untuk lima sektor yakni kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, insentif usaha dan pajak, serta dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi.
“Program PEN ini untuk melindungi masyarakat, menjaga kelangsungan usaha dan mendukung program prioritas,” pungkasnya.(azka)
Editor : Amran