PMII Rapatkan Barisan Tangkal Paham Radikalisme Meracuni Anak Muda

PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banjarmasin menggelar dialog kebangsaan, dengan mengangkat tema "Nilai-nilai Kebangsaan Menangkal Radikalisme".
BANJARMASIN, klikkalsel.com – Masalah radikalisme saat ini memang sudah marak terjadi di mana-mana, dan merusak NKRI. Bahaya paham ini tak bisa dianggap enteng, karena terdeteksi merambah ke sejumlah daerah, tak terkecuali Kalimantan Selatan (Kalsel).
Sebab itu, perlu pergerakan generasi muda khususnya untuk menangkal paham tersebut.
Mengapa diperlukan keterlibatan kaum muda? Kendati mereka yang paling rentan menjadi objek doktrin paham radikalisme.
Terkait hal ini, Pimpinan Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merapatkan barisan bersama kalangan sejawatnya dan menggelar dialog kebangsaan. Pertemuan ini mengangkat tema “Nilai-nilai Kebangsaan Menangkal Radikalisme” yang berlangsung di UNU (Universitas Nahdlatul Ulama) Kalsel, Jalan Ahmad Yani km 12, Gambut Kabupaten Banjar, Jumat (28/2/2020) sore.
Selain kalangan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar, acara ini dihadiri sejumlah tokoh berkompeten. Diantaranya, DR.H. Mirhan AM, M. Ag (Ketua FKUB Kalsel), Drs. H. Humaidy, M. Ag (Akademisi UIN Antasari), AKBP Sabana Atmojo, S.IK, MH (Waka Polresta Banjarmasin) dan M. Hafizh Ridha, SH (FKPT Kalsel).
Wakapolresta Banjarmasin AKBP Sabana Atmojo, dalam hal ini meminta kerjasama generasi muda turut aktif menangkal paham radikalisme. Salah satunya, dengan cara memperkokoh patriotisme cinta tanah air dan menghindari paham maupun ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Sementara itu, Kabid Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Kalsel, M Hafizh Ridha mengungkapkan paham radikalisme terkadang masuk dengan memanfaatkan jalur toleransi. Lantas bagaimana menangkalnya? Hafizh mengatakan pemuda harus memperkokoh ideologi Pancasila, sebagai benteng utama.
“Toleransi salah satu nilai yang harus kita jaga dan rawat bersama menghadapi gempuran paham radikalisme yang berkeinginan memecah belah anak bangsa. Dawuh Gus Dur, Perbedaan itu wajar tapi tidak pada perpecahan dan agama tidak mengajarkan itu sama sekali,” pungkasnya. (rizqon)
Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan