Plt Kadisdik HST Benarkan Ada Indikasi Guru Sering Bolos di Sekolah Daerah 3T

Potret pendidikan di daerah 3T Pegunungan Meratus HST yang tergolong seadanya. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Warga Pegunungan Meratus di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) mengeluhkan pembelajaran di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) masih jauh dari maksimal. Pasalnya, masih banyak guru yang masih sering tak hadir untuk mengisi jam pelajaran yang seharusnya menjadi tanggungjawabnya.

Menurut pengakuan warga yang identitasnya enggan dimediakan, fenomena itu berlangsung di sejumlah sekolah yang berada di daerah Pegunungan Meratus, seperti SDN Batu Perahu, SDN Aing Bantai, SDN Datar Ajab 2, dan sekolah-sekolah lainnya yang memiliki geografis serupa.

Hal yang paling disesalkan, guru-guru di daerah seperti itu mendapatkan intensif lebih daripada guru pada umumnya yang seharusnya harus dibarengi tanggungjawab penuh untuk mencerdaskan anak bangsa, meskipun berada di lokasi yang sulit dijangkau.

“Guru-guru di daerah Pegunungan Meratus ini sudah digaji dan mendapatkan intensif lebih, semestinya tanggungjawab mereka harus dijalankan pula untuk mencerdaskan anak-anak di Pegunungan Meratus ini dengan pembelajaran yang lebih maksimal. Jangan curi-curi waktu, jarang turun,” ungkapnya, Selasa (31/5/2022).

Menurutnya, hal itu sudah berlangsung sejak lama dan tak kunjung ada tindakan yang pasti. “Semoga ada tindakan jelas kedepan. Jangan sampai para siswa-siswi dikorbankan,” harapnya.

Menanggapi keluhan masyarakat itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) HST Muhammad Anhar tak menampik hal itu.

Menurutnya, memang benar ada indikasi terkait seperti itu, guru bergantian, dan berbagai macam sejenisnya seperti yang dikeluhkan masyarakat.

Baca Juga : Disdik HST Komitmen Majukan Pendidikan di Desa 3T

Baca Juga : Imbas Insiden Pembunuhan di Aruh Adat, Damang Adat Dayak Meratus Jatuhi Sanksi

Untuk itu, pihaknya pun mengaku tak pandang bulu, dari segi tanggungjawab tak ada perlakuan khusus baik itu guru yang di daerah atas maupun yang di bawah.

“Sanksi disiplin, bahkan sampai pemecatan kita proses. Tanpa pandang bulu siapapun,” terangnya kepada media ini, apabila ada temuan sesuatu yang tak beres.

Kemudian, ia pun membeberkan terkait upaya pendisiplinan guru itu melalui presensi online (E-Presensi), yaitu melalui geolokasi 1 handphone 1 orang dan harus melangsungkan presensi di lokasi yang memang titik sekolah.

Terkait di beberapa sekolah daerah Pegunungan yang tidak ada sinyal, E Presensinya dilakukan ke titik sinyal terakhir dekat lokasi sekolah. “Contoh di SD Alat, di sekolah itu tidak ada sinyal, presensinya kita pindah ke kantor pembakal. Sama halnya di Datar Ajab, Batu Perahu,” jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya pun kedepan akan memantau hasilnya, karena masih dalam tahap simulasi. “Disana nanti ketahuan mana yang disiplin mana yang tidak. Bisa jadi memang karena ada kendala sistem lagi eror atau berbagai macam lainnya, kita tidak bisa memungkiri juga,” tambahnya.

Melalui sistem ini, menurut Anhar, pihaknya tidak hanya mendapatkan informasi melalui laporan masyarakat saja, melainkan juga pihaknya juga memiliki bukti secara otentik untuk melakukan teguran, bahkan sampai pemecatan sekalipun. (dayat)

Editor : Akhmad