PINSAR Kalsel Bantu Dongkrak Harga Ayam Broiler yang Turun

Sekdaprov Kalsel didampingi Plh Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan, Hanif Faisol Nurofik saat Jumpa Pers di Kantor Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Banjarbaru, Selasa (27/8/2019).

BANJARBARU, klikkalsel – Menolong peternak dari ancaman kebangkrutan, Tim Satgas Pangan, Dinas Perdagangan, Dinas Perkebunan Peternakan dan Dinas Ketahanan Pangan serta Peternakan yang tergabung dalam PINSAR Kalsel berupaya mendongkrak harga ayam broiler yang turun.

Jika saat ini harga ayam di pasaran hanya Rp10 ribu per Kilogram (Kg), Tim Panser Kalsel menetapkan release harga jual pada peternak untuk ayam broiler pada harga Rp15 ribu per kg.

Selain itu, akan ada operasi pasar untuk mengatasi rendahnya harga ayam broiler di tingkat peternak. Operasi pasar ini akan digelar mulai 29 Agustus hingga 3 September 2019 di 7 titik Kabupaten/Kota di Kalsel. Dan harga dengan ukuran rata-rata 1,5 kg dibanrol Rp25 ribu per ekor.

Langkah jangka pandek itu merupakan hasil kesimpulan saat Rapat Koordinasi Perunggasan bersama instansi terkait sebagai upaya Pemprov Kalsel mengatasi rendahnya harga ayam broiler di tingkat peternak, di Kantor Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Banjarbaru, Selasa (27/8/2019).

Sementara upaya jangka panjangnya, akan ada pembentukan Tim Pengawasan dan Pengendalian peredaran Day Old Chicken (DOC) ayam broiler, mengadakan rapat koordinasi secara berkala dengan PINSAR, Rekonsiliasi data pemasukan DOC dengan Balai Karantina agar sesuai rekomendasi yang dikeluarkan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, serta penataan regulasi perizinan usaha dan tata niaga ayam broiler.

Sekdaprov Kalsel H Abdul Haris selaku pimpinan Rakor mengatakan, turunnya harga ayam ras pedaging itu dipicu over stock produksi hingga mencapai 70.000 ekor atau 30 persen dari penerapan.

Anjloknya harga ayam broiler di tingkat peternak hingga Rp10 ribu per kg sementara Harga Pokok Produksi (HPP) sebesar Rp19 ribu. Sehingga dirasakan sangat merugikan peternak dan menimbulkan keresahan.

“Sesuai arahan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor. Maka Pemprov segera mengambil langkah-langkah sebagai upaya menyelesaikan masalah tersebut dan mengadakan rapat koordinasi,” kata dia.

Sementara itu, Plh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel Hanif Faisol Nurofik mengatakan, pihaknya juga akan melakukan pembatasan produksi pada perusahaan penetasan telur unggas agar tidak ditetaskan sehingga menjadi telur produksi.

Kemudian melakukan pengawasan distribusi sesuai Pergub Kalsel yang mengamanatkan perusahaan DOC hanya boleh memelihara DOC nya sendiri.

“Untuk bisnis hanya 30 persen maksimal, 70 persen harus eksternal, mandiri dan kemitraan mereka. Tidak boleh mereka membuat internal peternakan yang terkoneksi langsung dengan perusahaan karena dianggap perusahaan DOC sudah mendapat keuntungan dari penjualan DOC itu sendiri,” ucap dia.

Kemudian, saat ini dan seterusnya pemerintah juga akan terus melakukan koordinasi intensif dengan dinas terkait di kabupaten/kota di Kalsel yang menangani peternakan unggas.

“Kami akan melakukan meeting terus untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam menangani turunnya harga ayam potong ini,” sebutnya.

Ia menuturkan, pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang berani untuk mencegah ini menjadi kegelisahan yang semakin luas.

“Inilah langkah-langkah yang ditempuh Pemprov Kalsel untuk mengontrol kembali harga unggas kekisaran Rp19.000 perkilogramnya,” pungkas Hanif.

Semenrara untuk operasi pasar akan digelar mulai 29 Agustus hingga 3 September 2019 di 7 titik Kabupaten Kota, dengan ukuran rata-rata 1,5 kg seharga Rp25 ribu perekor sebanyak 24.000 ekor.

Adapun 7 titik lokasi Operasi Pasar Broiler yakni, di Kota Banjarmasin, pada Kamis 29 Agustus 2019 di Sungai Andai (5.000 ekor), dan Jumat 30 Agustus di HKSN (5.000 ekor), Kabupaten Banjar, Sabtu 31 Agustus di Indrasari (2.000 ekor), Kota Banjarbaru, 31 agustus di TTIC (Dinas Ketahanan Pangan) (2.000 ekor), Kota Banjarmasin, minggu 1 september di Siring Tendean (6.000 ekor), Kabupaten Tanahlaut, Senin 2 september di Kantor Dinas Perdagangan Kab Tala (2.000 ekor), dan Kota Banjarbaru, Selasa 3 september di Balitan (2.000 ekor). (wamen)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan