Pesimistis Penggunaan Aplikasi Mypertamina, Pengusaha Ekspedisi Keluhkan Beberapa Hal

Pengisian BBM bersubsidi di SPBU, Jalan Jafri Zam Zam, Banjarmasin, jelang penerapan aplikasi Mypertamina.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kebijakan pembelian solar dan pertalite bersubsidi wajib melalui aplikasi Mypertamina menuai keluh kesah masyarakat. Kebijakan baru ini dinilai, bukannya mempermudah masyarakat malah mempersulit.

Seperti yang diutarakan salah satu pengusaha ekspedisi di Banjarmasin, Ihsan. Ia menilai akan terjadi banyak trouble di lapangan saat penerapan uji coba kebijakan baru itu pada 1 Juli 2022.

Bukannya tak menyambut baik kebijakan pemerintah dalam mengatur konsumsi solar dan pertalite bersubsidi, namun dia berharap stakeholder terkait memperhatikan beberapa aspek di lapangan.

Alasannya tak semua orang memiliki smartphone atau ponsel pintar dan bisa mengoperasikannya seperti di Kota Banjarmasin yang masuk tahap uji coba kebijakan baru tersebut. Dia mengungkapkan, tak semua sopir truk memiliki smartphone, lantas bagaimana solusi bagi mereka untuk mendapatkan BBM solar bersubsidi.

Baca Juga : Jelang Dimulainya Uji Coba MyPertamina di Kota Banjarmasin, Sopir Angkot: Ribet, Kalau Bisa Ada Kebijakan

Baca Juga : Banjarmasin Masuk Dalam Uji Coba Beli Pertalite dengan Mypertamina, Ini Caranya!

Lagi pula tidak semua masyarakat familiar dengan penggunaan smartphone, yang harus menggunakan kuota internet. Belum lagi masalah jaringan yang akan menghambat proses antrian.

“Tidak semua sopir memiliki smartphone, nah itu bagaimana!”, tegasnya, Kamis (30/6/2022).

Tak hanya itu, dia memprediksi akan terjadi antrian panjang mengular di SPBU saat penerapan aplikasi Mypertamina. Pasalnya sebelum adanya kebijakan tersebut saja, antrian solar bersubsidi di Banjarmasin terjadi cukup panjang setiap harinya.

“Kebijakan yang tidak bijaksana, akan mempersulit, ribet,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi