BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dalam upaya menjawab tantangan era digital, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Banjarmasin menggelar pelatihan UMKM Go Online di Sekretariat Bersama Khatib Dayan.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam memberdayakan pedagang pasar tradisional agar mampu bersaing di tengah maraknya transaksi daring.
Direktur Operasional Perumda Pasar Banjarmasin, Azhar Budi, menegaskan bahwa perkembangan e-commerce yang begitu cepat telah menggeser pola belanja masyarakat, yang kini cenderung memilih kemudahan berbelanja melalui platform digital.
“Keberadaan pasar online sudah tidak bisa dihindari. Tugas kami adalah membina dan memberdayakan pedagang sesuai amanah Peraturan Daerah,” ujarnya, Sabtu (26/4/2025).
“Kita tidak sedang mengubah wajah pasar tradisional menjadi modern, tapi bagaimana pedagang bisa berdiri sejajar dengan pelaku bisnis digital,” tambahnya.
Pelatihan ini diikuti oleh 100 pelaku UMKM yang merupakan pedagang dari berbagai pasar tradisional di Banjarmasin. Mereka dibekali pemahaman dasar tentang pemasaran digital, penggunaan media sosial, dan pengenalan aplikasi jual beli daring.
Baca Juga Banjar Preneur Fest 2025: Ajang Inovasi UMKM Banjar Unjuk Gigi di Kancah Nasional
Baca Juga Tepis Kriminalisasi Pelaku UMKM, Polda Kalsel Jelaskan Duduk Perkara Hukum Perlindungan Konsumen
Dari sekitar 6.000 pedagang yang tersebar di seluruh Kota Banjarmasin, Azhar menyebut masih banyak yang belum akrab dengan teknologi digital. Rendahnya literasi digital menjadi salah satu tantangan utama yang ingin diatasi melalui pelatihan ini.
“Sebagian besar pedagang kita masih awam terhadap platform digital. Maka pelatihan ini penting untuk membuka wawasan mereka, sekaligus membentuk pola pikir baru dalam menghadapi tantangan zaman,” tuturnya.
Ia pun berharap pelatihan semacam ini dapat menjadi agenda rutin, sebagai bentuk konsistensi Perumda dalam mendorong transformasi digital yang inklusif di sektor perdagangan tradisional.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Noni, yang merupakan pedagang pakaian dan kosmetik di Pasar Pandu mengaku sangat merasakan dampak dari pergeseran perilaku konsumen. Ia menyebut penjualannya menurun drastis dalam dua tahun terakhir.
“Sekarang pembeli jarang datang ke pasar. Banyak yang beralih ke online karena lebih praktis. Penjualan saya turun lebih dari 50 persen. Untuk balik modal saja susah,” keluhnya.
Namun, ia menyambut baik pelatihan yang digelar Perumda ini. Menurutnya, bimbingan seperti ini bisa menjadi titik balik agar pedagang kecil sepertinya mampu memanfaatkan teknologi dan bertahan di tengah persaingan digital.
“Semoga program seperti ini terus berlanjut. Kami butuh pendampingan agar bisa belajar pelan-pelan, dan mudah-mudahan bisa ikut jualan online juga ke depannya,” terangnya.
Dengan dukungan berkelanjutan dari Perumda dan kesediaan pedagang untuk beradaptasi, pasar tradisional Banjarmasin diharapkan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh sebagai bagian dari ekosistem digital yang lebih inklusif dan berdaya saing.(fachrul)
Editor : Amran