Peringati 160 Tahun Wafatnya Pangeran Antasari, Paman Birin: Generasi Muda Jangan Lupakan Sejarah

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melakukan tabur bunga di makam Pangeran Antasari.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pemerintahan Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) memperingati 160 tahun wafatnya Pahlawan Nasional Pangeran Antasari. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor secara langsung memimpin upacara peringatan dan melakukan ziarah tabur bunga di depan makam Pangeran Antasari di Banjarmasin Utara, Banjarmasin, Selasa (11/10/2022).

Upacara berlangsung khusyuk dan dihadiri sejumlah kalangan, mulai dari Sekda, Forkopimda, sejumlah Kepala SKPD, sejumlah anggota TNI/Polri hingga pelajar. Gubernur yang akrab disapa Paman Birin selaku pembina upacara membacakan kembali tujuh pesan yang pernah disampaikan langsung oleh Pangeran Antasari.

Salah satu pesan tersebut adalah yang hingga saat ini masih diingat masyarakat Kalimantan Selatan, yaitu “Haram Manyarah, Waja Sampai Kaputing”, yang berarti, haram hukumnya untuk menyerah kepada musuh dan berjuang sampai akhir.

Pangeran Antasari menegaskan dirinya anti Belanda. Beliau mengharamkan dirinya ditangkap Belanda dan terus melakukan perlawanan secara bergerilya hingga membuat penjaga kewalahan. Beliau juga menyatakan, enggan negeri tanah Banjar dan Nusantara dijajah Belanda.

Baca Juga : Pawai Ta’aruf MTQ Nasional XXIX, Kanwil Kemenkumham Kalsel Raih Apresiasi Peringkat 3 Penilaian Kendaraan Hias

Baca Juga : Ratusan Personel Dikerahkan Polresta Banjarmasin Untuk Amankan MTQ Nasional

Selepas upacara, dilanjutkan dengan tabur bunga di makam Pangeran Antasari. Paman Birin menyampaikan harapannya untuk generasi masa kini agar jangan melupakan sejarah perjuangan pahlawan dan orang-orang tua di masa lalu.

“Jangan pernah melupakan sejarah. Ada orang-orang tua dan pahlawan-pahlawan kita yang duduknya lebih dahulu daripada kita. Itu adalah sebuah pembelajaran besar bagi kita generasi hari ini. Harapan kita dapat menjadi contoh buat kehidupan,” sampainya.

Dirinya juga menyampaikan bahwa nilai perjuangan dan semangat para pahlawan harus dimiliki oleh setiap anak bangsa.

“Nilai yang bisa kita petik dari pahlawan tentunya adalah nilai perjuangan, yang tidak lekang oleh panas dan hujan. Semangatnya selalu membara untuk tanah air, banua dan rakyat. Semangat ini yang harus dimiliki oleh setiap anak bangsa,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan upacara ini, dibacakan riwayat singkat Pangeran Antasari yang merupakan Pahlawan Nasional dari tanah Borneo ini. Pahlawan Nasional yang semasa mudanya dikenal dengan nama Gusti Inu Kartapati ini lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar pada tahun 1797.

Pangeran Antasari dinobatkan sebagai Sultan Banjar pada 14 Maret 1862 dan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin dan menjadi pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar, menggantikan Sultan Hidayatullah yang diasingkan ke Cianjur.

Dirinya wafat pada tanggal 11 Oktober 1862 di Bayan Begok, Hindia Belanda dan dikuburkan disana. Jenazahnya kemudian dipindahkan pada tahun 1958 ke Makam Pahlawan Nasional di Jalan Malkon Temon, Banjarmasin.(adv/rizqon)

Editor : Amran