Penolakan Pentas Lumba Lumba, Dandim tidak Khawatir

Dandim 1007/Banjarmasin, Letkol Inf Teguh Wiratama menyatakan lumba-lumba yang dipentaskan legal dan sesuai SK. (foto : fachrul/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Walaupun beberapa komunitas pencinta binatang menolak pengeluaran izin pentas lumba-lumba di Taman Kamboja, Banjarmasin, namun kegiatan yang bertujuan untuk mengedukasi tersebut dimulai sejak 15 Maret 2018 cukup menjadi perhatian warga di Banjarmasin.

Seperti diberita sebelumnya bahwa, Ketua Umum Mapala Uniska Banjarmasin, Syaid Wahid menilai, sirkus yang diklaim sebagai edukasi tersebut hanya didesain hiburan untuk mengeruk keuntungan, sehingga tak terlihat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

“Tidak ada sama sekali nilai edukasinya. Malah ini upaya pembodohan yang didesain sedemikian rupa sehingga kesannya seakan-akan bermanfaat bagi dunia pendidikan dan konservasi,” kata Syaid Wahid.

Kendati demikian, Dandim 1007/Banjarmasin, Letkol Inf Teguh Wiratama mengakui keberadaan pentas lumba-lumba di Taman Kamboja, mendapat penolakan dari beberapa kalangan.

Dandim 1007/Banjarmasin, Letkol Inf Teguh Wiratama menyatakan lumba-lumba yang dipentaskan legal dan sesuai SK. (foto : fachrul/klikkalsel)

“Pentas lumba-lumba ini ada yang kontra dari beberapa komunitas, terutama pencinta binatang,” ujar Teguh Wiratama saat ditemui wartawan di Balai Kota Banjarmasin, Senin (2/4/2018).

Namun, menurut dia, pihaknya hanya membantu pihak penyelenggara dalam menggelar pentas lumba-lumba tersebut. Untuk itu, kata Teguh, hal itu sudah mempelajari sejauh mana misi dari persetujuan lumba-lumba tersebut hingga mendapat  persetujuan dari lembaga terkait.

“Itu ada surat keputusan (SK) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jadi, begitu saya baca ternyata resmi bahwa ada program pemerintah melalui Taman Impian Jaya Ancol. Kemudian, dikaitkan dengan misi kreatif ini untuk mengadakan pentas ke seluruh Indonesia. Bahkan diperkirakan akhir tahun ini ke Brunei Darussalam,” papar Teguh.

Menurutnya, legalitas dari binatang-binatang satwa langka yang dilindungi ini juga benar-benar legal. “Jadi, rekan-rekan tidak perlu khawatir keberadaannya, termasuk dalam hal pemeliharaan, perawatan sampai kesehatan binatang itu sangat diperhatikan,” ucap Teguh.

Dia menambahkan, kegiatan ini sempat diundur dalam sepekan untuk memastikan lumba-lumba itu dianggap siap demi menghibur masyarakat melalui aksinya.

“Dari keasinan air pun tiap hari dicek BKSDA Provinsi Kalsel. Makanya, kemarin acaranya diagendakan dibuka pada 7 Februari, kemudian mundur sampai tanggal 15 Februari 2018 karena pengecekan ketat dari pihak terkait,” ucap perwira menengah TNI AD ini.

Teguh menegaskan, sebelum lumba-lumba itu diterbangkan menggunakan maskapai Garuda, serta memastikan satwa didatangkan tersebut ke Banjarmasin, tidak melanggar peraturan.

“Masuk itu hewan didatangkan dari Jakarta menggunakan maskapai Garuda, bukan pesawat kargo yang dibilang tidak berprikemanusiaan. Dengan menggunakan jasa penerbangan Garuda justru telah memenuhi standar tinggi,” katanya.

Teguh berharap kegiatan tersebut bisa memberikan pengetahuan baru pada anak-anak. Apalagi, Banjarmasin jauh dari laut sehingga keberadaan lumba-lumba, singa laut dan berang-berang bisa memberi edukasi kepada anak-anak terhadap fauna laut. (baha)

Editor : Elo Syarif

Tinggalkan Balasan