Pemprov Kalsel Pengembangan Integrasi Sawit- Sapi

BANJARBARU, klikkalsel.com – Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan terus melakukan pengembangan integrasi sawit-sapi.
Program tersebut diyakini sebagai salah satu cara untuk mendorong aspek multi manfaat dari perkebunan sawit dan peternakan sapi.

Langkah konkret berbasis kemitraan itu tertuang dalam sebuah nota penandatanganan MoU perjanjian kerjasama/pelaksanaan Program Integrasi Sawit Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma antara Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel dengan 8 perusahaan perkebunan, di Ballroom Rodhita Banjarbaru, Jumat (2/7/2021).

Kedelapan perusahaan itu adalah PT. Saka Kencana Sejahtera, PT. Citra Putra Kebun Asri, PT. Hasnur Cipta Terpadu, PT. Smart Tbk, PT. Gawi Makmur Kalimantan, PT. Candi Artha dan PT. Buana Karya Bakti.

PJ Gubernur Kalsel, Safrizal ZA mengapresiasipenandatanganan MoU tersebut. Safrizal memberikan atensi terhadap upaya peningkatan produksi perkebunan di Kalsel.

Dia menyampaikan, 1 dari 4 sektor yang memberikan devisa terbesar bagi ekonomi Kalsel adalah sektor perkebunan. Terkait percepatan swasembada sapi potong melalui integrasi Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Ku Intip).

Integrasi ini diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi kalsel melalui peningkatan produksi sapi, dengan memanfaatkan lahan perkebunan sawit. Integrasi ini diharapkan Safrizal dapat membantu menurunkan angka penggangguran di Kalsel.

“Kalau peternakan sapi dikembangkan nanti juga bisa mengikuti untuk pengembangan bisnis produk turunannya. Seperti misalnya bisnis pengolahan daging menjadi produk lain, yang tentu dapat menyerap tenaga kerja” ucapnya.

Sependapat dengan Pj Gubernur, Sekda Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar mengatakan, permasalahan terkait sawit dan program gabungan sawit dan peternakan menjadi perhatian ke depan. Hal ini karena perkebunan kelapa sawit sendiri menyumbang devisa terbesar bagi Kalsel setelah pertambangan, sehingga menjadi prioritas.

“Untuk produksi pedet (anak sapi ternak) sudah cukup besar, namun perkembangannya tidak jelas kemana,” ujarnya.

Roy berharap kedepannya Kalsel maksimalkan, sehingga harga sapi bisa lebih murah dibandingkan dari harga sapi yang didatangkan dari luar.

“Agar perputaran ekonominya lebih cepat di wilayah Kalsel,” ujarnya.

Untuk integrasi sawit-sapi, Roy mengatakan perlu strategi yang disiapkan untuk mendukung beberapa bidang ad pemanfaatan lahan sawit, pemanfaatan limbah industri sawit dan kelapa sawit untuk pakan. Selain itu penguatan infrastruktur untuk peternakan, penguatan pasok ternak dan hasil ternak, serta regulasi dan deregulasi.

“Benefit yang kita harapkan adalah terciptanya korporasi antara pekebun dan peternak sehingga menghasilkan produksi sapi berbiaya rendah, meningkatan produksi sawit, peningkatan pendapatan perkebunan,” pungkasnya. (rizqon)

Editor : Akhmad