Pasar Dibiarkan Amburadul, Pemkab HST Akan Beli Mobil Dinas Senilai Rp 2,8 Miliar

Los ikan Pasar Keramat Barabai yang semrawut dan semakin ditinggalkan. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Sudah sekian lama para pedagang keluhkan kondisi Pasar Keramat Barabai terkesan dibiarkan amburadul pasca bencana banjir, Januari 2021 silam.

Namun sangat mengherankan, baru-baru ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Tengah (HST) mencanangkan akan membeli mobil dinas baru senilai Rp 2,8 miliar untuk menunjang operasional bupati dan wakil bupati.

Padahal, kondisi keuangan APBD HST pada tahun sebelumnya mengalami defisit dan menjadi alasan beberapa program pemulihan bencana tak bisa dilaksanakan.

Diketahui, pengadaan tersebut terpampang dalam laman lembaga pengadaan secara elektronik (LPSE) HST.

Pantauan media ini pada, Rabu (20/4/2022) tercantum dua paket pengadaan mobil, yakni pengadaan kendaraan dinas jabatan kepala daerah dengan kode tender 3642315, dan pengadaan kendaraan dinas untuk jabatan wakil kepala daerah (2500 cc) kode tender 3643315.

Baca Juga : Berikan Solusi Alternatif Permasalahan Hukum, Kejari HST Gencarkan Rumah Restorative Justice

Baca Juga : Kesaksian Hefian Noor, Korban yang Viral Sujud Syukur Usai Dievakuasi Dari Reruntuhan Alfamart Gambut

Masing-masing pengadaan tersebut dibuat pada 6 dan 7 April 2022 dengan keterangan keduanya sudah selesai tahapan tender yang dimenangkan CV Kana Surya Lestari dari Semarang, Jawa Tengah.

Saat ditanyakan kepada Pj Sekda HST, Muhammad Yani terkait pengadaan mobil jadi kebutuhan mendesak? Di tengah kondisi APBD HST yang tahun sebelumnya mengalami defisit. Dirinya punya pandangan lain.

Menurutnya Yani, kondisi APBD 2022 cukup memadai. “Trend-nya cukup memadai,” ungkapnya singkat.

Sementara itu, Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten HST, Riswandi mengatakan alasan pengadaan mobil ini karena mobil yang dipakai bupati dan wakil bupati pernah terendam banjir.

Lebih lanjut, Kedua mobil itu, yang dipakai bupati yakni merek Land Cruiser Prado sedangkan Wabup Toyota Fortuner.

“Kewajiban Pemda untuk menyediakan kendaraan dinas yang representatif dan layak untuk menunjang kegiatan kedinasan dan operasional,” terangnya.

Kemudian, terkait pengadaan mobil dinas senilai Rp 2,8 miliar itu, pihaknya belum mengetahui spesifikasi mobil yang akan dibeli. “Belum bisa dikonfirmasi (spesifikasinya), yang jelas jenis mobil SUV. Kemungkinan masih bisa gagal tendernya,” ujarnya.

Sementara, kondisi Pasar Keramat Barabai sudah bertahun-tahun dikeluhkan para pedagang dengan keadaan terkesan amburadul, tata kelola semrawut, serta sepi pengunjung.

Pemantauan lapangan media ini, kondisi tiang penyangga atap pada titik blok G nampak keropos dengan konstruksi yang kian miring, serta beberapa tiangnya pun bahkan ada yang patah dan hilang.

Pada lokasi itu, terdapat pula los bangunan kosong yang menurut para pedagang baru dibangun pada Desember 2020 silam, namun hingga kini tampak kotor dan masih tidak difungsikan. Hal itu diperparah adanya banjir Januari 2021 silam.

“Ketika terjadi angin sangat khawatir dan berharap semoga tidak roboh. Inisiatif para pedagang ada juga yang mengganti tiang yang sudah patah itu menggunakan tiang kayu,” ungkap Mama Umar, pedagang setempat.

Lia, pedagang ikan juga turut berkomentar pada los pasar menurutnya juga tak ada perhatian dan tak ada kemajuannya selama ini.

“Semakin semrawut tata kelolanya, seperti inilah keadaannya,” ungkapnya.

Sementara Masriani mengaku, dirinya rutin bayar retribusi toko dan sampah perbulan ke pemerintah. Namun, dari biaya retribusi para pedagang itu tak dirasakan timbal baliknya terhadap kemajuan pasar.

“Kada (tidak) pernah terlambat aku bayar. Kaina (nanti) jer, kaina-kaina tu pang. Setahun sudah tidak terlihat perkembangannya,” timpalnya, yang juga sebagai pedagang ikan setempat.

Di samping itu, kondisi jalan menuju lokasi pasar tersebut pun tak jarang becek dan digenangi air ketika terjadi hujan. Serta, sebelumnya juga los Pasar Agrobisnis Barabai yang juga cukup sepi dihancurkan oleh pemerintah.

Para pedagang pun mengaku prihatin dengan kondisi demikian, dan hingga ini peran pemerintah terhadap keadaan masih belum nampak terlihat. (dayat)

Editor : Akhmad