HST  

Miliki Keterbatasan Air Bersih, Warga Dusun Awang Landas HST Bergantian Manfaatkan Fasilitas Seadanya

Hanani saat mencoba salah satu mesin pompa air jenis dragon yang sudah rusak di Dusun Awang Landas HST. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Berada di atas perairan rawa serta menjadi salah satu wilayah terujung Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) memanglah bukan suatu hal yang mudah.

Hal itu dirasakan oleh warga Dusun Awang Landas, Desa Sungai Buluh, Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU) selama berpuluh-puluh tahun bertahan dengan segala keadaan.

Di samping merasakan keterbatasan akses transportasi, yang hanya bisa dijangkau dengan menggunakan perahu, warga setempat juga menghadapi tak hadirnya listrik PLN, serta ketersediaan air bersih, belum lagi ditambah infrastruktur-infrastruktur yang masih belum memadai.

Terkait air bersih, Dusun Awang Landas atau daerah RT 09 Desa Sungai Buluh itu yang berpenghuni 87 kepala keluarga 299 jiwa secara bergantian memanfaatkan fasilitas air bersih yang masih seadanya.

Menurut Suriani, Pembakal Desa Sungai Buluh yang juga merupakan warga Awang Landas Sabtu (9/4/2022), di lokasi itu baru terdapat sebanyak 6 fasilitas air bersih yang bisa dipakai warga secara bergantian dan ada beberapa lainnya juga sudah rusak.

Lebih lanjut, baru-baru ini warga setempat juga mendapatkan bantuan dari Kodim 1002/HST sebanyak 1 sarana air bersih lengkap dengan tongnya, namun masih dalam proses instalasi.

“Banyak banar orangnya, cuma bantuan fasilitas air bersihnya terbatas. Kami maksimalkan untuk yang ada ini,” ungkapnya.

Kendati demikian, tak sebanding dengan di kota yang setiap rumahnya bisa menikmati air bersih secara langsung, maka dari itu masih jauh dari kata infrastruktur merata.

Baca Juga : Misteri Kasus Pembunuhan Rika Belum Terungkap, Terduga Pelaku Diduga Residivis Pembunuhan

Baca Juga : Bupati HST Sebut Penjual Kue Hingga Maling Ada di Pasar Ramadhan

Di samping itu, warga pun untuk berwudhu dan MCK masih menggunakan air rawa setempat karena keterbatasan tersebut.

“Mesin pompa air yang berada di masjid sudah lama rusak. Sehingga, warga pun mengambil air wudhu di perairan rawa setempat yang warnanya pun jauh dari jernih,” ungkapnya.

Kemudian, terkait dana desa, pihaknya sudah pernah menganggarkan untuk pemasangan beberapa waktu lalu, namun itupun juga terbatas tiga unit saja.

Masmulia salah satu warga setempat mengaku, untuk mendapatkan air bersih, dirinya harus mengambil ke arah hilir yakni salah satu titik fasilitas air bersih terdekat dengan jarak sekitar 500 meter.

Lebih lanjut, untuk menyambangi lokasi itu, dirinya pun harus berjuang mengayuh perahu yang selanjutnya baru bisa mengisikan wadah-wadahnya dan dibawa kembali ke rumah.

“Harapannya mudahan ada perhatian untuk ketersediaan air bersih dan yang dikasih Kodim cepat terpasang,” harapnya.

Diketahui, mayoritas mata pencaharian warga setempat merupakan nelayan. Pada lokasi itu perahu merupakan akses transportasi utama warga, karena jalan atau jembatan titian masih belum dibangun.

Walaupun mereka tak merasakan pemerataan infrastruktur, memiliki keterbatasan air bersih, tak tersentuh penerangan listrik PLN. Warga pun tetap bertahan dengan keadaan, karena di lokasi itulah kehidupan mereka sejak dahulu tinggal. (dayat)

Editor : Akhmad