Memanfaatkan Limbah Kayu Palet, Berujung jadi Pengusaha Mabel

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Bermula coba-coba membuat kursi dan meja untuk santai di depan rumah dari limbah kayu palet, kini Hakim lelaki berusia 30 tahun warga Jalan Sultan Adam, Komplek Mahligai, Banjarmasin sudah menggeluti usaha mebel menarik dan bernilai hingga jutaan rupiah.
Ia sudah memulai kerajinan berbahan baku dari limbah kayu palet sejak 2014 lalu, yang didapatkan dari tumpukan limbah kayu palet jenis Jati Belanda bekas packingan spare part alat berat.
“Berawal dari melihat limbah bekas packingan spare part alat berat, kayu palet jati belanda memiliki banyak serat yang mula mula dibuat menjadi kursi dan meja hingga menjadi hobi berkreasi membuat perabotan atau hiasan dinding berbahan palet,” jelasnya Hakim kepada klikkalsel.com, Senin (31/8/2020)
Limbah Kayu Palet Jati Belanda memiliki keunggulan tersendiri, selain kokoh, serat pada bagian kayu sangat bagus sehingga banyak yang berminat dan kini menjadi usaha yang menjanjikan.
Baca Juga : Lewat Pagelaran Tari Kreasi Daerah, Kodim 1008/Tanjung Tumbuhkan Kesadaran Berbangsa Bernegara
Dari limbah Kayu Palet ini, hampir semua perabotan rumah yang sudah dibuat Hakim, mulai dari Meja Santai, Meja Makan, Kursi, Meja untuk Televisi, Lemari hingga hiasan dinding yang pernah di pesan kepadanya.

“Sesuai pesanan, paling banyak pemesan dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, kebanyakan buat cafe dan toko,” ucapnya.
Biasanya Proses kerajinan limbah kayu palet ini lumayan sulit, karena mulai dari mendempul bekas paku, hingga amplas memerlukan waktu yang lumayan agar bagian sisinya halus dan seratnya bisa terlihat jelas.
Untuk harga pemasaranya tergantung kesulitan saat pembuatanya mulai dari 350 ribu sampai jutaan. Dan untuk saat ini Limbah Kayu Palet sudah sulit didapatkan khususnya Kota Banjarmasin
“Proses pengerjaanya paling cepat seminggu bahkan bisa satu bulan, selain itu kayunya ada dijual batangan per Rp10 ribu untuk satu batang,” pungkasnya. (airlangga)
Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan