Melihat Sisi Mesjid Tertua di Kabupaten Tabalong

Masjid Pusaka di Desa Benua Lawas merupakan masjid tertua di Kabupaten Tabalong.(foto : arif/klikkalsel)

MASJID Pusaka yang terletak di Desa Benua Lawas, Kecamatan Benua Lawas, Kabupaten Tabalong menjadi tujuan bagi pecinta wisata religi di setiap akhir pekan.

Sejarah mencatat, bangunan ini merupakan masjid tertua yang berada di Kabupaten Tabalong yang didirikan oleh Khatib Dayan dan saudaranya yang berasal dari kesultanan Banjar bernama Sultan Abdurrahman pada tahun 1625 silam.

Masjid ini juga dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Masjid Arba (rabu). Karna pada hari itu, bersamaan dengan adanya aktifitas pasar sehingga para pengunjung atau peziarah lebih banyak dari hari-hari lainya.

Salah satu yang menjadi keunikan masjid ini adalah keberadaan songkol masjid. Songkol sendiri merupakan benda yang sering kita temui di pucuk kubah masjid pada umumnya. Benda ini merupakan salah satu peninggalan sejak didirikannya Masjid Pusaka.

Songkol Masjid Pusaka, yang menurut sebagian penziarah serpihannya mempunyai khasiat tertentu.(foto : arif/klikkalsel)

Terdapat pada bagian teras belakang masjid, benda ini tampak ditempatkan dalam sebuah etalase kaca dengan kain kuning yang ditaruh pada bagian atasnya.

Misran Juru Pelihara atau Kaum Masjid Pusaka mengaku, pihaknya memang sengaja memasukkan benda tersebut ke dalam etalase kaca. Tujuannya adalah guna melindunginya dari para peziarah yang usil.

“Kadang ada saja peziarah yang mencoba mengambil serpihan songkol tersebut. Makanya kita taruh dalam etalase kaca,” ucapnya.

Misran juru pelihara Masjid Pusaka.(foto : arif/klikkalsel)9

Karna menurutnya, sebagaian peziarah ada yang menganggap serpihan songkol tersebut mempunyai khasiat tertentu hingga banyak diantara mereka yang ingin membawanya pulang.

Selain itu kata dia, apa yang selama ini ia lakukan hanya niat karna ingin menjaga nilai sejarah benda tersebut.

“Niat saya hanya ingin menjaga nilai sejarah benda tersebut, cuma yang kita takutkan hal ini malah menjurus kesirikan bagi mereka yang berziarah,” ucapnya.

Selain itu tampak di dalam bangunan utama masjid pilar pilar dibalut dengan kain kuning yang dengan kokoh menyangga setiap sudut bangunan yang dominan berwarna hijau putih ini.

Sejak mengalami renovasi pertama pada tahun 1669 silam, pilar pilar tersebut tetap dipertahankan keasliannya karna dianggap banyak menyimpan nilai sejarah.

Berjarak lebih kurang 25 kilometer dari ibu kota Kabupaten Tabalong dan memakan waktu perjalanan sekitar 45 menit, tentu tidak sulit untuk menemukan Masjid Pusaka ini.

Meski melewati jalan perkampungan, kendaraan akan tetap dengan mudah melewati setiap ruas jalannya. Baik menggunakan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.

Tampak dari kejauhan bangunan ini berbentuk bangunan khas dengan suku banjar yaitu bumbungan tinggi.

Disamping kanan bangunan, terdapat lokasi pemakaman warga sekitar dan yang tampak mencolok terdapat bangunan menggunakan atap kubah yang merupakan makam pejuang Banjar bernama Penghulu Rasyid.

Pada bagian teras sebelum menaiki anak tangga menuju bangunan utama masjid, terdapat dua buah gentong atau guci (dalam bahasa Banjar disebut tajau) berisi air. Diyakin oleh warga serta para peziarah air tersebut memiliki berkah tersendiri jika diminum atau digunakan untuk mencuci muka.

Memasuki bagian utama bangunan masjid, selain terdapat pilar terdapat juga anak tangga terbuat dari ulin yang posisinya tepat berada di tengah tengah bangunan utama masjid.

Tangga itu terlihat menuju ke atas atau bagian kubah masjid. Konon pada zaman dulu sebelum ada sound dan mikropon di situ adalah tempat yang sering digunakan muazin untuk mengumandangkan azan ketika waktu salat telah tiba.

Masih pada bangunan utama masjid, di teras samping kiri terdapat sebuah beduk terbuat dari ulin dengan diameter kurang lebih 100 cm.

Benda ini juga merupakan salah satu peninggalan yang masih dijaga sejak awal didirikannya masjid ini pada tahun 1625 silam. Namun pada bagian depan beduk (kulit) telah berapa kali mengalami pergantian. (arif)

Editor : Alfarabi

Tinggalkan Balasan