Maminyaki Anak Yatim, Tradisi Yang Terjaga Selama Puluhan Tahun Di HSU

AMUNTAI, klikkalsel.com – Setiap memperingati Hari Asyuura pada 10 Muharram (hari ke-10 bulan Muharram), terdapat tradisi yang sudah berkembang puluhan tahun di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), yaitu tradisi meminyaki rambut anak yatim dengan minyak kelapa muda.
Tradisi turun temurun yang dilakukan ulama terdahulu dan tetuha kampung ini, mengumpulkan anak-anak yatim disuatu tempat untuk diusap kepalanya dengan minyak kelapa atau dikenal warga Banjar dengan sebutan “maminyaki anak yatim”, sebagai rasa menyanyangi dan sebagai bentuk mengayomi serta manyantuni anak yatim itu sendiri.
Ada sekitar 150 anak yatim dari beberapa Desa dan Kecamatan dikumpulkan, yang salah satunya digelar di Desa Palimbangan Sari, Kecamatan Haur Gading Kabupaten HSU. Sabtu (29/8/2020).

Antusias warga tampak berdatangan satu persatu mengusapkan minyak rambut ke kepala anak yatim, sembari memberikan santunan. Tak terkecuali Bupati HSU H. Abdul Wahid. HK berserta Ibu Anisah Rasyidah Wahid, juga turut memberikan bantuan berupa sejumlah amplop yang berisi uang senilai Rp. 20 ribu sebanyak 200 lembar amplop, dengan total nilai uang Rp. 4 juta.
Sementara dalam acara ini, secara khusus disiapkan tenda, makanan untuk para anak yatim, dan donasi secara langsung dari warga. Panitia juga secara khusus membuka rekening untuk para donatur yang ingin menyumbangkan uang lewat rekening.
Salah satu tokoh warga setempat H. Bustani, mengatakan, tradisi mengusap kepala anak yatim ini sudah puluhan tahun dilaksanakan oleh warga khususnya di Kecamatan Haur Gading.
“Tradisi ini awalnya dipelopori para alim ulama sekitar tahun 60-an, salah satunya KH. Muhammad Janawi, yang merupakan salah satu ulama yang dikenal dekat dengan KH. Muhammad Zaini (Guru Sekumpul) Martapura,” ujarnya.
Meskipun H. Bustani sekarang sudah bermukim di Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah, dirinya mengaku setiap tahun menyempatkan hadir dalam acara ini, tempat ia bermukim dahulu bersama istri dan anaknya.
“Jadi generasi-generasi yang akan datang patut meneruskan tradisi syiar-syiar Islam seperti ini,” tuturnya.
Sementara itu, Camat Haur Gading Kamarudin mengucapkan berterima kasih kepada seluruh warga, donatur dan Pemkab HSU yang selalu mendukung kegiatan ini disetiap tahunnya.
“Meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19, saya bersyukur acara ini dapat berjalan dengan baik dengan penerapan protokol kesehatan. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat terlaksana lagi ditahun-tahun berikutnya,” tukasnya.
Dari pantauan, seperti tahun-tahun sebelumnya selain digelar di Desa Palimbangan Sari, kegiatan juga dipusatkan dibeberapa tempat seperti di Panti Asuhan Nurul Fajri, Desa Jingah Bujur, Desa Keramat, Desa Pihaung, Kecamatan Haur Gading, serta beberapa Desa lain di Kabupaten HSU.
Acara tadisi muharram ini selalu mematuhi protokol kesehatan, dimana dalam upaya tersebut relawan PMI Kabupaten HSU secara langsung ikut terlibat dalam kegiatan ini dengan melakukan spraying disinfektan di areal sebelum dan sesudah acara dilakukan, membagikan sarung tangan latex dan masker.
PMI Kabupaten HSU juga memberikan himbauan langsung agar semua orang mematuhi protokol kesehatan di antaranya menggunakan masker, mencuci tangan serta tetap selalu menjaga jarak melalui pengeras suara. (doni)

Tinggalkan Balasan