Makna Dibalik Bubur Asyura, Ustad HM Yustan Arif: Bentuk Syukur Kepada Allah

Ustad HM Yustan Arif (sarung kotak-kotak) saat memimpin pembuatan Bubur Asyura di kediamannya.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Tradisi membuat dan berbagi Bubur Asyura pada 10 Muharam atau sering disebut Hari Asyura masih dilestarikan masyarakat hingga kini, tak terkecuali di Banjarmasin.

Jika biasanya kegiatan memasak Bubur Asyura dikerjakan oleh ibu-ibu, berbeda halnya dengan yang terlihat di kawasan Gang Syiar Islam Kelurahan Gadang Kecamatan Banjarmasin Tengah, sekelompok bapak-bapak yang di komando oleh Ustad HM Yustan Arif bahu membahu membuat hidangan berbahan dasar beras tersebut.

Setelah matang, bubur tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar. Baik untuk sekedar mencicipi atau untuk santapan berbuka puasa.

Kepada klikkalsel.com, pria yang akrab disapa Ustad Yustan tersebut mengaku sudah turun temurun melaksanakan kegiatan pembuatan Bubur Asyura di rumahnya.

Bubur Asyura sendiri menurut Ustad Yustan berarti bubur yang dibuat pada 10 Muharam.

“Diambil dari bahasa arab, Asyura itu berarti ke sepuluh. Jadi Bubur Asyura ialah hidangan bubur yang dibuat pada hari ke 10 di bulan Muharam,” jelasnya, Kamis (19/8/2021).

Ditambahkannya kenapa 10 Muharam menjadi hari istimewa yang patut dimaknai dengan berbagi kepada sesama, ialah karena pada 10 Muharam banyak kejadian-kejadian besar terjadi pada jaman dahulu.

Ia mencontohkan, pada 10 Muharam Allah selamatkan Nabi Ibrahim AS dari kekejaman Raja Namrud. Selain itu pada 10 Muharam pula Allah selamatkan Nabi Musa dari kejaran Fir’aun.

“Masih banyak lagi kejadian istimewa di 10 Muharam pada jaman nabi-nabi. Oleh karenanya bubur Asyura itu dibuat sebagai bentuk syukur kepada Allah yang kemudian akan dibagikan kepada masyarakat, baik itu muslim maupun non muslim,” terangnya.

Selain itu, pembagian Bubur Asyura juga dimaksudkan guna menjalin silaturahmi. Sehingga hal ini menjadi anjuran para ulama sebagai bentuk sedekah.

“Para ulama, bahkan Rasulullah mengajarkan kita untuk berbagi dan bersedekah, tak terkecuali di 10 Muharam,” tambahnya.

Mengenai resep dan bahan, ulama yang juga piawai meracik hidangan Timur Tengah ini menjelaskan tidak ada resep khusus atau pakem dalam pembuatan Bubur Asyura. Ia menyebutkan di setiap daerah memiliki ke khasan tersendiri dalam menyajikan Bubur Asyura sesuai dengan wilayahnya masing-masing. (David)

Editor: Amran