Langsat Tanjung Paling Manis dari Langsat Sejenisnya

Buah Langsat Tanta hasil perkebunan warga Desa Tanta Kecamatan Tanta Kabupaten Tabalong, memiliki yang bentukya oval dibanding langsat daerah lain.(foto : arif/klikkalsel)

TABALONG, klikkalsel- Bagi para pecinta buah langsat pasti dapat membedakan mana yang lansat Tanjung dan mana yang bukan langsat Tanjung.

Berwarna kuning dan bentuknya yang agak lonjong membuat langsat Tanjung terlihat berbeda dari varian sejenisnya yang bentuknya hampir bulat.
Rasanya sendiripun tidak perlu diragukan, dipastikan langsat Tanjung paling manis daripada langsat lainnya.

Maka tak heran, dengan pamornya tersebut nama langsat Tanjung seringkali dipajang para pedagang buah. Walaupun terkadang, tidak semua pedagang yang benar benar menjual langsat asli Tanjung.

“Langsat asli Tanjung” begitu kalimat yang seringkali digunakan para pedagang buah langsat agar barang dangangannya cepat laku.

Seperti yang diungkapkan oleh Ardi warga Barabai yang rutin menjual buah langsatnya di kawasan Pasar Mabuun.

Ardi mengatakan kalau langsat yang dijualnya tidak semua berasal dari Tanjung. “Jika tidak ada tulisan langsat asli tanjung, susah lakunya,” ucapnya sambil menawarkan dagangannya kepada orang orang yang lewat di depan lapak dagannya.

Di Kabupaten Tabalong sendiri hampir 75 % langsat berasal dari Kecamatan Tanta. Kecamatan itu memang sudah dikenal sebagai wilayah penghasil langsat terbesar di Kabupaten Tabalong.

Namun, untuk mendapatkan kualitas langsat yang bagus menurut kepercayaan warga setempat dalam proses pemetikannya langsat tidak boleh jatuh ke tanah dan harus menggunakan sebuah alat yang biasa di sebut warga uluran untuk menurunkan buah langsat yang telah di petik.

Uluran sendiri merupakan suatu alat yang terbuat dari keranjang atau bakul yang diikat dengan tali yang cukup kuat, dengan panjang tali menyesuaikan tinggi pohon yang akan dipanjat.

Selanjutnya, uluran tersebut akan diikat di pinggang atau di tenteng pakai tangan. Setelah langsat dirasa cukup banyak dan sudah memenuhi wadah tersebut, baru kemudian diturunkan.

Menurut salah pemilik pohon langsat Nursyid warga Desa Tanta, Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong. Ia mengatakan kalau selama panen ia selalu menyewa jasa pemanjat profesional untuk memetik buah langsatnya dan yang agar tetap menjaga kualitas buah langsat tersebut.

“Biasanya para pemanjat pohon langsat yang sudah profesional akan di bayar Rp 2000 perkilogramnya. Namun upah tersebut tidak tetap menyesuaikan dengan harga langsat di pasaran,” pungkasnya.(arif)

Editor : Alfarabi

Tinggalkan Balasan