HST  

Lakukan Susur Sungai Barabai, Dua Pria ini Temukan Puing-puing Jembatan dan Beberapa Pulau Sampah

BARABAI, klikkalsel.com – Sudah sepuluh bulan pasca banjir besar yang melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), program pemulihan yang dilakukan Pemerintah bersama para relawan Bumi Murakata tak kunjung usai.

Seperti yang ditemukan Aidil dan Abdurrahman saat melakukan susur sungai dari telaga sungai Tabuk sampai Jembatan Mesjid Shulaha Barabai. Dua pria tersebut menemukan berbagai macam sampah yang menghalangi arus sejumlah titik sungai di HST.

Aidil menuturkan pada hari Senin (11/10/2021), sepanjang sungai yang disusuri masih banyak ditemukan batang pohon, bambu, kasur, kursi dan beragam sampah lainnya yang sangkut di tepian sungai, tengah sungai, maupun di jembatan.

“Ada juga puing-puing jembatan putus, endapan lumpur berbalut sampah. Sehingga, membentuk seperti pulau baru dari kumpulan sampah yang tertumpuk tersebut,” ucapnya.

Aidil menerangkan, susur sungai ini merupakan kali kedua yang sudah ia lakukan. Ia membandingkan dengan yang sebelumnya ditelusuri, masih belum ada perbedaan mencolok dalam penanganannya.

Menurutnya, tumpukan sampah tersebut dikhawatirkan dapat menjadi faktor penyebab banjir kembali jika tidak segera dilakukan penanganan.

Pasalnya, Pada saat terjadi Banjir awal tahun 2021 silam, ia juga menjadi salah satu korban dari terjangan banjir tersebut.

“Rumah saya di Bulau Indah, ketika banjir kemarin dalam rumah saya airnya setinggi pinggang, kalau di halaman sampai leher saya, arusnya juga lumayan deras. Belajar dari musibah itu, semoga segera dapat dilakukan upaya mitigasi,” sambung Aidil.

Baca Juga : Atasi Kemacetan di Kawasan Kayu Tangi, Dishub kembali Terapkan Jalan Adhiyaksa Jadi 2 Arah

Baca Juga : 24 Tim Bibit Muda Sepakbola Berlaga di Paman Birin Cup 2021

Baca Juga : Seorang Buruh Bangunan Ditemukan Tewas di Kolam Lapangan Golf Swargaloka

Kemudian, Abdurrahman yang juga ikut dalam susur sungai menerangkan, sangat kaget melihat kondisi sungai yang strukturnya banyak berubah, serta tebingnya banyak yang longsor.

Lebih lanjut, ia dan Aidil susur sungai dengan menggunakan pelampung dari ban dalam, serta membawa alat perekam agar bisa melihat dan merekam dengan detail kondisi Sungai Barabai yang sampai kini masih belum maksimal dilakukan upaya mitigasi.

“Di sana memang masih banyak titik sungai yang tertutup sampah, dari bambu, sampah rumah tangga hingga pohon yang roboh,” ucapnya.

Kemudian, hasil rekaman perjalanan susur sungai dua pria tersebut diunggah ke kanal youtube pribadinya yang ia beri nama “M. Aidil Rahman Hidayat” dengan judul “Susur Sungai di HST.”

“Tujuannya, agar masyarakat luas juga dapat melihat langsung hasil dari penelusuran kami dengan melakukan susur sungai ini,” tambahnya.

Selain itu, Dua Pria tersebut juga mengapresiasi aksi pembersihan sungai yang sempat dilakukan oleh berbagai relawan di HST beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, menurut mereka masih perlu normalisasi dalam bentuk pengerukan untuk menambah kedalaman sungai itu sendiri dan mengkondisikan sampah yang menurutnya sudah menyerupai pulau-pulau dadakan tersebut.

Dari penelusuran susur sungai tersebut, mereka berharap Pemerintah bisa berperan lebih maksimal mengatasi permasalahan yang menurutnya menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda HST setiap tahunnya ini.

“Sungai Barabai merupakan jalur vital arus air yang berhulu dari Pegunungan Meratus HST dan berhilir xi Pandawan dan Labuan Amas. Apabila upaya mitigasi jalur sungai tersebut lamban, maka kekhawatiran masyarakat terhadap banjir tak akan kunjung hilang. Semoga Pemerintah dan kita semua dapat mengambil pelajaran dari bencana banjir sebelumnya, ” tuturnya. (dayat)

Editor : Akhmad