BANJARMASIN, klikkalsel.com- PDAM Bandarmasih, dalam beberapa hari terakhir melakukan Flushing, untuk membersihkan kekeruhan air baku yang disalurkan pada ribuan pelanggannya, Jumat (27/12/2019).
kekeruhan air yang diderita ribuan pelanggan PDAM Bandarmasih tersebut yakni berupa air dengan warna hitam pekat seperti kopi. Hal tersebutlah yang membuat ribuan pelanggan PDAM Bandarmasih melontarkan keluhan.
Banyaknya keluhan tersebut ditindaklanjuti PDAM Bandarmasih dengan melakukan tindakan yakni dengan melakukan Flushing yakni dengan membuang air yang keruh sampai dengan air kembali bersih.
Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, Supian, mengatakan untuk saat ini flushing yang dilakukan sudah selama tiga hari di sejumlah titik di Banjarmasin Selatan dan Banjarmasin Timur.
Menurutnya, kenapa dilakukan flushing hanya diprioritaskan di Banjarmasin Selatan dan Banjarmasin Timur, karena dari sejumlah komplain yang masuk, Kecamatan tersebutlah yang paling banyak mengeluhkan kekeruhan air berwarna hitam seperti kopi.
Sedangkan di kecamatan lain tingkat persentasi aduannya tidak sebanyak di kecamatan Banjarmasin Timur dan Selatan.
“Di minggu terakhir Desember ini kami melakukan kegiatan secara masif ke seluruh wilayah Banjarmasin Timur dan Selatan, dan harus dibersihkan secara total. Kenapa kami prioritaskan Banjarmasin Timur dan Selatan, karena dari hasil komplain pelanggan hampri 80 persen berasal dari Banjarmasin Timur dan Selatan,” ujarnya.
Berkaitan dengan masalah kekeruhan air tersebut, menurut Supian, hal tersebut kemungkinan dikarenakan adanya reaksi kimia yang terjadi karena turunnya PH air sungai, yang mana biasanya PH air sungai berada di atas 6,5. Namun beberapa bulan lalu setelah intrusi air laut berakhir, PH air sungai berada dibawah 6,5 yakni 5 hingga 4.
Mengembalikan peningkatkan kadar PH air tersebut sehingga dilakukan tindakan dengan melakukan pembubuhan bahan tambahan dalam proses pengholahan air baku, yakni dengan membubuhkan soda ash untuk meningkatkan PH air rendah menjadi PH air tinggi.
“Untuk meningkatkan kadar PH tadi kita membubuhkan Soda Ash untuk menaikan kadar PH yang rendah tadi, memang kita mampu meningkatkan hingga batas minimum 6,5. Sedangkan biasanya kita menyalurkan kepada pelanggan dengan PH 7. Tetapi dalam satu bulan terakhir kita menyalurkan dengan PH 6,5 sampai 6,6, dibawah kebiasaan sebelumnya tetapi masih masuk standar Permenkes,” jelasnya.
Selain itu ia juga menyampaikan, sebelumnya PDAM Bandarmasih menyalurkan air dengan tekanan air 2 atm, setelah musim kemarau karena kebutuhan air untuk pemerataan maka tekanan air tersebut yang sebelumnya tadi 2 atm ditingkatkan menjadi 3 atm.
Lonjakan peningkatan tekanan air tersebut mengakibatkan adanya turbolensi didalam pipa dan membuat endapan didalam pipa tergerus. padahal endapan yang sudah membeku didalam pipa yang sudah berumur lebih dari 20 tahun tersebut tidak mudah tergerus walaupun dengan adanya turbolensi didalam pipa.
Hal tersebutlah yang membuat Supian menyimpulkan bahwa lonjakan turbolensi dari tekanan air yang dinaikan disertai rendahnya PH air yang disalurkan mengakibatkan endapan yang membeku didalam pipa menjadi tergerus dan menyatu kedalam air sehingga air berwarna hitam.
“Sebelumnya pada saat kita menyalurkan dengan kadar PH diatas 7 belum ada reaksi kimia, tetapi setelah kita mendistribusikan air dengan PH dibawah 7 yakni 6,6 hingga 6,5 ternyata membentuk reaksi kimia terhadap endapan beku yang menempel di dalam pipa dan membuat endapan tersebut mencair sehingga terdistribusikan. itu adalah penyebab kekeruhan yang saat ini kami analisa,” tuturnya.
Oleh sebab itu ia mengatakan akan kembali meningkatkan PH air yang rendah itu, dengan memperbanyak menambahkan bubuk soda ash kedalam proses pengolahan air baku, agar kadar PH air baku bisa kembali berada diangka 7 keatas.(fachrul)
Editor : Amran