Kecewa Performa Barito Putera Anjlok, Supporter Minta Djanur Angkat Kaki

Kecewa Performa Barito Putera Anjlok, Supporter Minta Djanur Angkat Kaki
Puluhan Suporter PS Barito Putra menyambangi kantor PT Putera Barito Berbakti Jalan A Yani Kilometer 27,3 Banjarbaru, Sabtu (11/12/2021) airlangga klikkalael.com

Selain Djajang Nurdjaman, suporter juga meminta Mundari Karya untuk keluar dari tim, karena dinilai bukan kapasitasnya sebagai manajer PS Barito Putera.

“Tidak mampu mendatangkan pemain berkualitas dan tidak mampu mengembangkan pemain muda serta tidak memberikan kesempatan pemain muda binaan Akademi Barito Putera, khususnya pemain asli banua,” jelasnya.

Kemudian, suporter juga meminta Ismairi keluar karena dinilai sudah faktor usia dan tidak bisa mencetak kiper berkualitas. Terbukti dari jumlah kebobolan 26 gol dalam 16 laga.

“Vitor Tinoco juga keluar karena sudah dinilai gagal membuat fisik pemain untuk kuat bermain 90 menit. Itu sudah kami rasakan gagal sejak era JFT,” tuturnya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta menjadikan Yunan Helmi sebagai pelatih kepala dan Isnan Ali sebagai asisten pelatih.

“Yunan sudah terlalu lama di zona nyaman, sebagai asisten, sudah saatnya bertanggung jawab penuh terhadap tim,” imbuhnya.

Namun, kata Dedy dari itu apabila Yunan gagal dalam 5 pertandingan setelah putaran kedua Yunan dipersilahkan keluar mencari tantangan baru.

Selanjutnya, dalam tuntutan kedua pihaknya juga meminta ada perombakan pemain. Sebab posisi sekarang sudah sangat membuat mental pemain down.

“Pemain yang rentan cedera dan tidak berkontribusi banyak terhadap tim silahkan keluar,” tegasnya membacakan tuntutan tersebut.

Manajemen juga diminta untuk mencari playmaker asing untuk mendepak salah satu dari Cassio dan Baimatov yang dinilai tidak efektif.

“Sebagai gantinya, cari sosok bek lokal sebagai tandem bek asing. Ditambah Rakic sudah melambat, ganti dengan striker yang lebih berkarisma dan garang di depan gawang,” ujarnya.

Lebih lanjut, adapun tuntutan ketiga dari suporter meminta untuk mengganti jargon selama ini, yaitu salam kekeluargaan yang dirasa sudah tidak relevan dengan kondisi tim.

“Asas kekeluargaan sah-sah saja, tapi profesionalitas diatas segalanya,” teganya.

Oleh karena itu sudah saatnya mengganti dengan jargon baru yang sesuai dengan julukan tim Laskar Antasari, yaitu semangat berjuang wajah sampai kaputing (Wasaka).

“Ditambah spirit Wasaka itu harus lebih ditonjolkan sebagai pemompa semangat tim, bukan salam kekeluargaan seperti disepelekan pemain,” pungkasnya.(airlangga)

Editor: Abadi