Keberadaan Rumah Lanting Mulai Hilang Satu Persatu

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kehidupan sungai bisa dibilang salah satu budaya warga masyarakat Kota Banjarmasin, dari mencuci, mandi dan lainnya masih menjadi kebutuhan wargannya.

Menariknnya lagi dari kehidupan sungai di Banjarmasin, masih warga yang menghuni rumah lanting (rumah di atas air) yang mengapung. Bahkan pemerintah siap menjadikan keberadaan rumah lanting sebagai budaya banjar yang menjadi destinasi.

Namun, rumah-rumah lanting tersebut keberadaannya kian menghilang satu-persatu. Seperti di kawasan Seberang Masjid. Kini tak banyak lagi alias mulai berkurang dan beberapa saja yang masih bertahan.

Penghuni rumah lanting di Kawasan Seberang Masjid, Rasuna, menyampaikan, dulu rumah lanting masih berjejer cukup banyak. Namun kata dia, kini mulai hilang satu persatu.

“Seandainnya punya uang yang lebih, hendak pula seperti mereka-mereka yang meiliki rumah di darat seperti di komplek-komplek umumnya bukan diatas air. Namun kondisi tak memungkinkan karena faktor keuangan,” katannya Senin (12/10/2020) saat disambangi klikkalsel.

Ia juga mengatakan, sejak kecil sudah tinggal di rumah lanting tersebut. “Rumah ini sejak ibu saya yang membesarkan saya disini,” ucap Rasuna.

Hal yang sama pula diungkapkan Masran, menempati rumah lanting bukan berati tak memerlukan biaya, justru sebaliknnya.

Satu buah rumah lanting terdiri dari 3 ikat gabungan bambu-bambu dimana satu ikat bambunya terdiri seratus biji bambu, jadi kalu tiga berati 300 biji banbu untuk satu rumahnnya.

“Jika dirupiahkan harga seratus biji Rp2 Juta jadi kalau satu rumah ada 3, tinggal mengkalikannya aja dan itu tidak termasuk tiang tiang penyangga lantai, dan hanya mampu bertahan 3 tahun. Artinnya biaya pemeliharaan juga besar,” katannya.

Dikisahkan Masran, rumah lanting banyak memiliki cerita yang menarik, seperti kedatangan tamu seperti hewan reptil ular dan biawak ke dalam rumah bukan hal yang aneh, terlebih jika ketika air pasang ditambah kapal yang melintas goyang rumah tersebut sangat terasa.

“Saya berharap ada perhatian dari pemerintah tentang warga dirumah lanting tersebut, sebab rumah lanting selain khas warga pinggiran sungai juga budaya banjar masyarakatnnya.” Ucap Masran.(azka)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan