Kasus Pembunuhan Rika, Pihak Keluarga Layangkan Surat Kecewa Kepada Polres HST

Ormawa Stiper Amuntai saat mendampingi pihak keluarga ke Mapolres HST. (istimewa)

BARABAI, Klikkalsel.com – Masih ingat kasus pembunuhan Rika Safitri (20) warga Desa Patarikan Kecamatan Banjang Kabupaten HSU. Baru-baru ini pihak keluarganya melayangkan surat tanda kecewa dan meminta kejelasan kepada Polres Hulu Sungai Tengah (HST).

Pasalnya, pihak keluarga merasa dibohongi oleh petugas saat diminta menandatangani berkas, mengambil kalung, dan kacamata korban. Ternyata saat itu juga dilangsungkan rekonstruksi kasus pembunuhan tersebut secara mendadak di Mapolres HST.

Ernawati yang merupakan kakak korban Selasa (14/6/2022) menjelaskan, pihaknya melayangkan surat tersebut untuk mengutarakan kekecewaannya kepada Polres HST dan meminta penjelasan dari proses rekonstruksi yang terkesan ditutupi.

Ia menjelaskan, sesuai dalam surat itu, awalnya pada hari Kamis (9/6/2022) petugas menghubungi meminta kehadiran sang ayah dan adik korban untuk menandatangani berkas yang tidak ia diketahui, serta mengambil kalung dan kacamata korban.

Secara mendadak, di Mako Polres itu petugas menyampaikan akan langsung menggelar rekonstruksi. Kala itu, prosesnya digelar di ruangan tertutup aula setempat. Ia mengaku tidak bisa berkomunikasi karena hp turut disita. Padahal, Erna kakak korban juga sempat dalam perjalanan menyusul, namun putus komunikasi.

Jauh hari pihak keluarga lainnya dari Grogot sudah berpesan ingin ikut mengawal rekonstruksi tersebut. Begitupun juga pesan sang ayah korban kepada petugas untuk minta dikabari sepekan lebih awal jika sudah dijadwalkan pelaksanaan rekonstruksi tersebut. Ayah korban pun sempat kesal, pihak keluarga yang lainnya pun turut marah.

“Bepadah polisi semalam kawa video call atau bisa di videokan. Ternyata, sampai dalam ruangan, hp nya diambil kadada apa apa lagi, dustai sidin wara lagi kami,” terang Erna saat dihubungi media ini.

Lebih lanjut, pihaknya pun meminta pertanggung jawaban apabila sesuatu hal terjadi kepada sang ayah dan adiknya, terlebih jika mental atau kejiwaannya terganggu melihat rekonstruksi tersebut yang disebabkan tanpa adanya pendampingan pihak lainnya.

Baca Juga : Arisan Bodong di HST, Pasutri Diamankan

Baca Juga : Misteri Kasus Pembunuhan Rika Belum Terungkap, Terduga Pelaku Diduga Residivis Pembunuhan

Keluarga korban saat melayangkan kekecewaan dan meminta kejelasan ke Mapolres HST. (istimewa)

Pada rekonstruksi itu, sang ayah dan adik korban dihadirkan untuk melihat prosesnya tanpa ada pendampingan dari pihak keluarga yang lain.

“Adiknya melihat pelaku Sandri terkejut dan terbayang-bayang, masih dalam trauma mendalam. Sampai rumah tesandar aja inya ranai,” tambahnya.