Karhutla di Kalsel, Penderita Penyakit ISPA Meningkat

Kabut Asap akibat Karhutla

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pencemaran udara yang diakibatkan Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di beberapa daerah di Kalsel sudah berdampak pada kesehatan warga sepeti menderita penyakit saluran pernapasan akut (ISPA).

Dampak yang dirasakan memang tidak terlalu besar dibandingkan dengan lokasi terjadinya Karhutla. Namun aroma dari bau asap cukup terasa di Banjarmasin.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarnasin, Muhammad Ramadhan menyampaikan, bahwa dari data yang mereka dapatkan dari seluruh Puskesmas di Banjarmasin per bulan Juli 2023, sudah terdata sebanyak 4.351 kasus ISPA.

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan data bulan Juni 2023 yang berada di angka, 3.769 kasus ISPA.

“Dari tiap puskesmas di Banjarmasin, dari angka seluruh penderita ISPA, jumlah balita yang terpapar ISPA mencapai angka 1.208 kasus,” ucapnya, Sabtu (26/8/2023).

Baca Juga Cegah Karhutla, BPBD Balangan Sosialisasikan Penanggulangan Bencana di Kecamatan Lampihong

Baca Juga Cuaca Panas Ekstrim, 3 Kecamatan di Wilayah Utara Tabalong Rawan Karhutla

“Sisanya menyasar anak-anak, dewasa, hingga orang tua yang usianya 60 tahun ke atas,” lanjutnya.

Ia pun meminta agar warga bisa tetap menjaga kesehatan. Misalnya, dengan tetap memakai masker ketika keluar rumah. Lalu, memperbanyak konsumsi air putih.

“Bagi yang memiliki penyakit asma, jangan lupa menyediakan atau membawa obat yang sudah biasa diminum. Apabila asma kambuh, segera periksakan diri,” tuturnya.

“Cegah pula agar kabut asap tidak masuk ke dalam rumah,” sambungnya.

Sementara itu ketika dikonfirmasi Direktur RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin, Muhammad Syaukani, mengatakan bahwa dalam bulan Agustus ini, sudah ada 17 penderita ISPA yang dirawat, yang sebagian besar, adalah bayi dan anak-anak.

Ia pun memperkirakan bahwa jumlah tersebut bisa saja bertambah. Karena untuk saat ini kasus ISPA lebih banyak ditangani di tingkat Puskesmas.

Adapun yang sampai ke rumah sakit, adalah pasien yang rata-rata sudah terbilang parah. Seperti misalnya, terjadinya radang paru-paru atau pneumonia.

“Bila ditotal, pasien ISPA yang menjalani rawat inap sejak bulan Juli hingga 22 Agustus, sudah ada 35 pasien. Mayoritas adalah bayi dan anak-anak,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran