Religi  

Ingat, Tidak Dianjurkan Ibadah yang Menyiksa Diri

SHOLAT - Ingat ibadah jangan sampai menyiksa diri. (net)

SEBUAH kisah ada seseorang yang menyusahkan atau seperti menyiksakan diri untuk beribadah.

Diceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW melihat seseorang yang dipapah oleh kedua orang anaknya menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki, karena menjalankan nazar.

Rasulullah SAW berkata :Sesungguhnya Allah SWT tidak memerlukan orang yang menyiksakan dirinya. Ketika itu juga, Rasulullah SAW memerintahkan kepada orang itu agar naik kendaraan untuk menunaikan haji.

Dari Anas Radhiyallahu anhu, ada tiga orang berkunjung ke rumah Nabi Muhammad SAW, singkat cerita masing-masing ingin melaksanakan shalat malam selama-lamanya, berpuasa terus menerus tanpa berbuk, terakhir menjauhi wanita atau tidak akan menikah selamanya.

Kemudian, Rasulullah mendatangi mereka, seraya bersabda, “Benarkah kalian yang telah berkata begini dan begitu? Demi Allâh! Sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka (tidak puasa), aku shalat (malam) dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5063); Muslim (no. 1401); Ahmad (III/241, 259, 285); An-Nasâ-i (VI/60); Al-Baihaqi (VII/77); Ibnu Hibbân (no. 14 dan 317-at-Ta’lîqâtul Hisân); al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 96).

Dapat diartikan umat Islam jangan mempersulit diri menjalankan ibadah, sebab ajaran Islam begitu indah yang sangat mengedepankan akal pikiran manusia. Segala perintah Allah SWT rasional dan dapat dicerna dan dimengerti oleh manusia.

Ketika manusia sudah bernazar, maka wajib melaksanakannya. Namun, ketika nazar tersebut tidak mampu dipenuhi, maka tidak wajib ditunaikan.

Dalam tausiah yang disampaikan Ustad H Husien usai sholat subuh berjemaah di Masjid Aljihad, pahala terkandung pada kadar manfaatnya bukan faktor kesulitan dalam melaksanakan ibadah.

Jadi, tekannya, sesorang yang melaksanakan ibadah dalam kesulitan seperti beramal itu tidak dianjurkan.

Sebab, Rasulullah melaksanakan ibadah dengan mudah diantara keduanya dimana tidak ada unsur mudaratnya apalagi maksiatnya.

“Banyak kita cinta pada Allah namun tidak mengikuti tuntunan Rasullah maka sia-sialah ibadahnya,” kata Ustad Husien.

Cerita lain, lanjut dia, begitu juga Nabi Muhammad melihat orang berdiri ditengah terik matahari untuk beribadah langsung ditegur dan menghentikannya. Karena ibadah yang menyiksa diri sendiri, dalam Islam tidak ada yang menganjurkan.

Oleh : H Sukhrowardi
Editor : Farid

Tinggalkan Balasan