Kalsel  

Hidangan Paliat Khas Tabalong, Sajian Lezat dengan Kadar Kolesterol Rendah

Makanan Paliat khas Tabalong yang rendah kolesterol. (foto : arif/klikkalsel)

TANJUNG, klikkalsel – Bagi anda yang memiliki ketakutan kolesterol tinggi tidak ada salahnya untuk mencoba hidangan Paliat khas Tabalong. Sebab, makanan itu diyakini memiliki kadar koleterol yang rendah.

Berasal dari kata kepala dan liat (lekat) yang artinya santan kental, nama Paliat diambil dari nama sebuah desa, yaitu Desa Paliat yang terletak di kecamatan Kelua yang berjarak kurang lebih 20 kilometer (km) dari kota Tanjung atau sebelah selatan Tabalong.

Paliat terbuat dari bahan ikan segar dan santan kental, yang diyakini mengandung kadar lemak (kolesterol) dan diproses dengan mencampurnya menggunakan limau kuwit atau jeruk protol atau jeruk purut, yang dipastikan akan menurunkan kadar lemaknya.

Limau kuwit sendiri mempunyai rasa dan aroma yang khas, tapi sebagian orang juga takut mengonsumsi limau karena dianggap dapat meningkatkan asam lambung.

Namun dengan hidangan Paliat, kadar lemak dan zat asam yang terkandung di limau kuwit telah dinetralkan oleh bumbu yang terbuat dari kunyit lebih kurang 90 persen..

Terletak di kawasan pasar Mabuun Kecamatan Murung Pudak, tepatnya di rumah makan Hj Mariam Jainudin hidangan lezat ini dapat dinikmati.

Putra Adi Cipta, anak sulung dari pemilik rumah makan mengungkapkan, menu Paliat yang mereka hidangkan sangat beragam.

Selain menyediakan sajian utama udang galah, patin dan baung yang merupakan menu khas Paliat, menu beragam lainnya juga tersedia seperti ikan gabus dan ayam. Dan tentunya dengan harga yang cukup terjangkau.

“Menunya yang pasti paliat, banyak lauk yang kita sediakan. Tapi yang harus ada dan karena khasnya sendiri adalah patin, baung dan undang galah dengan kisaran harga dari Rp18 ribu sampai dengan Rp100 ribu,” ungkapnya.

Menurut Putra, rumah makan Hj Mariam Jainudin adalah satu satunya rumah makan Paliat yang ada di Kabupaten Tabalong.

“Iya mas, kita satu satunya rumah makan Paliat yang ada di Tabalong. Kalau yang lain konsepnya warung makan. Ada cabang di Kelua tapi kecil, yang utamanya di sini,” ungkapnya.

Iis warga Kelurahan Mabuun salah seorang pelanggan rumah makan Hj Marian Jainudin mengaku hampir satu minggu sekali menyantap hidangan Paliat. Dengan rasanya khas hampir tidak mungkin baginya untuk menolak hidangan lezat tersebut.

“Kalo gak seminggu sekali atau dua minggu sekali saya pasti ke sini mas, rasanya khas banget bikin menggeliat di lidah mas,” ujarnya sambil menyantap udang galah yang sebelumnya sudah ia pesan. (arif)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan