Gedung ‘Nganggur’ Bakal Dijadikan Tempat Perawatan Pasien Covid-19

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kasus Covid-19 di 13 kabupaten/kota se Kalimantan Selatan (Kalsel) belum menunjukkan penurunan. Malah sebaliknya, penambahan kasus baru semakin menjadi-jadi hingga rumah sakit kekurangan tempat untuk pasien.

Tercatat pada Jumat (23/7/2021), terjadi penambahan kasus baru hampir seribus orang atau 876 orang. Penambahan kasus baru ini berbanding terbalik dengan jumlah pasien sembuh yang hanya 104 orang.

Secara keseluruhan kasus Covid-19 di Kalsel saat ini terdata 42.527 terdiri dari 36.070 sembuh, 5.279 dirawat, dan 1.176 meninggal dunia.

Terkait lonjakan kasus yang terjadi, Pejabat Gubernur Kalsel, Safriza ZA mengungkapkan telah merumuskan langkah-langkah antisifasi.

Baca Juga : Sah, Banjarbaru Terapkan PPKM Level IV

Wakil Ketua Satgas Covid-19 pusat ini mengatakan, apabila rumah sakit sudah tidak menampung pasien maka pemerintah memanfaatkan gedung-gedung yang tidak terpakai untuk dijadikan rumah sakit darurat.

“Gedung-gedung yang tidak terpakai akan kita gunakan untuk perawatan yang ringan-ringan,” tuturnya di Banjarmasin, Jumat (23/7/2021).

Safrizal juga mengaku sudah meminta kepala daerah di 13 kabupaten/kota se Kalsel untuk menambah ruangan ICU guna memaksimalkan pelayanan pasien Covid-19. Dikatakannya, Kabupaten Banjar telah menyetujui penambahan ruang ICU.

“Banjarbaru sudah nambah ruangan ICU. RS Ulin juga kita minta nambah pengadaan peralatan penunjang pasien covid-19,” ucapnya.

Safrizal juga menyampaikan pasokan oksigen terus menjadi perhatian untuk disiapkan dan disiagakan. Oleh karena itu, Pemprov Kalsel akan membentuk satgas oksigen guna mengantisifasi kekosongan stok.

Ia mengungkapkan provinsi Kalsel akan menerima ISO tank 20 ton oksigen pada Selasa 27 Juni mendatang. ISO tank oksigen ini, sebutnya, sangat bermanfaat untuk membackup jika terjadi kirisis oksigen selayaknya di daerah lain.

“Terkait oksigen akan kita cari lagi tempat pengisian oksigen,” ucapnya.

Dia menambahkan, upaya penanganan tersebut akan sia-sia jika kedisiplinan protokol kesehatan tidak maksimal. Sebab itu, semua pihak dimintai patuh terhadap penerapan protokol kesehan.

“Tanggal 26 Juli nanti akan ada evaluasi, jika kasus tidak bisa nahan maka ada kemungkinan kita naik ke level 3. Jika level 3 maka mall, masjid, restoran, tempat publik, kegiatan seni budaya akan saya batasi. Harus dipahami kebijakan itu untuk menekan lonjakan kasus agar rumah sakit tidak koleps,” pungkasnya.(rizqon)

Editor : Amran