Dongkrak Pemulihan Ekonomi Nasional, Kalsel Dijatah Penanaman Mangrove Terluas

Program Padat Karya Penanaman mangrove di pesisir pantai Tangkisung, Desa Pagatan Besar, Kabupaten Tanah Laut. (foto : rizqon/klikkalsel)

PELAIHARI, klikkalsel.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melaunching penanaman mangrove 1.000 hektare, di Desa Pagatan, Kecamatan Tangkisung, Kabupaten Tanah Laut, Senin (14/9/2020). Kegiatan ini langsung disertai penanaman 5.000 bibit mangrove jenis Rhizophora Mucronata di kawasan pantai Tangkisung.

Suasana kebersamaan nampak antara pejabat pemerintahan dan para petani warga sekitar saat melakukan penanaman bibit mangrove meski di tengah kondisi lahan pantai yang berlumpur. Mewakili Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Asisten I Ekonomi dan Pembangunan, Saiful Azhari membuka launching penanaman mangrove 1.000 hektare tersebut.

Dalam sambutan yang diwakilkan, Gubernur yang akrab disapa Paman Birin menerangkan, launching penanaman mangrove merupakan upaya untuk merehabilitasi lingkungan yang mengalami kerusakan.

Selain itu, kegiatan tersebut merupakan peran serta pemerintah ikut membantu perekonomian masyarakat.

Dikatakannya, penanaman mangrove ini termasuk kegiatan padat karya yang mana juga bagian dari strategi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid -19), di bidang Lingkungan Hidup Kehutanan.

“Melalui program padat karya penanaman mangrove ini, diharapkan terjadi stimulus perekonomian bagi masyarakat di sekitar ekosistem mangrove, sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat,” terangnya.

Kepala Balai Pengelolaan DAS dan Pengelolan Hutan Lindung ( BPDASHL) Barito, Zainal Arifin menerangkan Indonesia memiliki sebaran mangrove seluas 3.311.207 hektare yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan. Diantaranya seluas 637.624 hektare termasuk dalam kondisi kritis dan perlu dipulihkan kondisi ekosistemnya.

Dikatakannya, target Program Padat Karya Penanaman Mangrove nasional adalah seluas 15.000 hektare yang diharapkan dapat berkontribusi bagi masyarakat. Melalui pemberian insentif langsung dalam bentuk 1.682 juta HOK (hari orang kerja) yang melibatkan 28 ribu orang selama 2 bulan setara dengan nilai Rp197,7 miliar.

“Program padat karya penanaman mangrove di Provinsi Kalimantan Selatan, setara dengan meningkatkan ekonomi masyarakat. Jumlah HOK yang terserap + 110.902 HOK,” paparnya setelah penanaman mangrove.

Dari sisi lingkungan, dikatakannya hutan mangrove yang lestari akan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Antara lain sebagai penyerap polutan, pencegah intrusi air laut, sarana penelitian dan pendidikan, penyimpan karbon, wisata alam, pelindung garis pantai dari abrasi, penyedia hasil hutan bukan kayu, serta tempat berlindung dan berkembang biaknya berbagai jenis fauna ekosistem payau.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Fathimatuzzahra menjelaskan Program Padat Karya Penanaman Mangrove di Kalimantan Selatan seluas 1.000 hektare dari 15.000 hektare program nasional. Luasan ini terluas se Indonesia, yang akan ditangani oleh 8 KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) di Kalsel.

Alokasi bagi Kalsel sendiri yang menjadi terluas di Indonesia, tersebar di wilayah Kabupaten Barito Kuala, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru.

“Delapan KPH yang terasuk dalam program ini diantaranya KPH Kayutangi 52 hektare, KPH Tanah Laut 382 hektare, KPH Kusan 50 hektare, KPH PLS 150 hektare, KPH Cantung 122 hektare, KPH Sengayam 143 hektare dan sisanya berada di kawasan Suaka Margasatwa BKSDA Kalimantan Selatan seluas 101 hektare,” ujarnya kepada awak media.

Ia menambahkan program kegiatan penanaman mangrove dengan metode pemberdayaan masyarakat sekitar diharapkan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat di sekitar ekosistem mangrove yakni kurang lebih melibatkan 30 kelompok tani, kelompok perhutanan sosial, kelompok koservasi, proklim.

“Masyarakat akan mendapatkan insentif harian, mingguan, mulai dari penyiapan bibit hingga penanaman, termasuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia di sekitar lokasi penanaman,” pungkasnya.

Adapun, sasaran penanaman yakni vegetasi mangrove kerapatan yang sangat jarang dengan luas 1.082 hektare dan kerapatan jarang 5.663 hektare dari total 82.934 hektare luasan mangrove di Kalimantan Selatan berdasarkan data pemantauan tahun 2019.(rizqon)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan