Digusur karena Normalisasi Sungai, Jualan Pedagang Kurma di Pasar Kuripan Merosot

Padahal, menurutnya mendekati bulan Ramadhan biasanya dagangan sangat dicari. dan ia berani nyetok banyak.

“Karena didalam mungkin banyak yang tidak tahu, saya tidak berani nyetok banyak, ini saja sebagian kue kering ada yang sudah kadaluarsa,” jelasnya.

Baca Juga : Menutup Jalur Sungai Veteran, Sejumlah Kios di Pasar Kuripan Dibongkar

Baca Juga : Diduga Jadi Biang Tertutupnya Sungai, Belasan Kios di Pasar Kuripan Akan Dibongkar

“Bedanya waktu di luar saya berani jualan sampai sore kalau di dalam pasar sampai jam 2 (pukul 14.00 Wita) orang pasar sudah sepi,” tambahnya.

Ia juga mengaku, untuk kios di dalam pasar yang ia tempati saat ini merupakan hasil dari over kredit temanya sudah tidak berjualan lagi dengan harga Rp5 juta 1 tahunya.

“Saat pembongkaran memang ada gantinya didalam, di atas lantai 2 tapi disana malah tambah sepi, kita lihat dulu satu tahun ini seperti apa kalau tidak sanggup lagi, berhenti sambil memikirkan peluang usaha lain,” tuturnya.

Sementara itu, untuk menutupi kebutuhan sehari hari Ilin rela mengambil upah menganyam ketupat dengan dibayar Rp25 ribu dan sore harinya berjualan bensin eceran di depan pasar.

Hal serupa juga dirasakan Ahmat (38) seorang pedagang beras yang sejak berpindah ke dalam pasar pendapatannya juga ikut merosot. Bahkan dalam sehari bisa nyaris tidak ada yang pembeli.

“Ya sepi, dan dalam pasar sore orang sudah sepi,” ujar pemilik kios beras yang terhimpit oleh kios kios pedagang pakaian di pasar kuripan itu.

Disamping itu, Fadillah (50) pedang bahan pokok asal sungai lulut yang baru pindah dari bawah ke atas pasar kuripan juga mengalami kemerosotan pendapatan.

“Dalam sehari pendapatan kotor saat sebelum pindah 2 sampai 3 Juta perhari, Sekarang 1 Juta sehari,” terangnya.

Sebab saat diluar ia berani membuka kiosnya hingga pukul 17.00 Wita. karena pembongkaran normalisasi sungai ia pindah ke dalam lantai 1.

Namun berbeda dengan pedagang di tempatnya yang kebanyakan pedagang baju pakain wanita, ia memilih untuk pindah ke lantai 2 Pasar Kuripan.

“Di sana pedangan banyak jualan baju wanita, pembeli juga kurang didalam jadi pindah ke atas,” ungkapnya.

Namun, Fadillah sendiri menerima keadaan dari keputusan Pemko Banjarmasin melaksanakan Normalisasi Sungai yang membongkar kiosnya dan membuat pendapatanya menurun.

“Kita pasrah saja walaupun pendapatan kurang, dan memilih menyewa ke atas,” pungkasnya.(airlangga)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan