Diduga Karena Perkataan Ini, Penyebab Hamli Kursani Dinonaktifkan

Hamli Kursani saat membeberkan pertanyaan pihak Inspektorat, kepada wartawan. (fachrul/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Kasus pencopotan Hamli Kursani dari posisi Sekdako Banjarmasin kini sudah memasuki tahap pemeriksaan Inspektorat Banjarmasin.

Hamli Kursani saat membeberkan pertanyaan pihak Inspektorat, kepada wartawan. (fachrul/klikkalsel)

Dari pemeriksaan itu, Sekdako Banjarmasin non aktif itu mengungkap pertanyaan pihak Inspektorat, mulai dari moralitas dan konteks keagamaan, capaian mewujudkan visi dan misi duet Ibnu-Herman, hingga mengkonfirmasi ucapannya saat memimpin rapat SKPD Pemkot Banjarmasin.

Hamli menyatakan, pihak inspektorat sudah memberi izin untuk menyampaikan beberapa pertanyaan terkait tuduhan yang menimpanya itu.

Beberapa pertanyaannya itu, yakni terkait visi dan misi yang sudah jalankan dan dilakukan, lalu upaya memotivasi bawahan.

Hamli juga mengaku, ditanya soal moralitas dalam tutur kata yang dikaitkan dalam konteks keagamaan. “Dalam bertutur kata bagaimana dengan konteks moralitas. Apakah ada batasan tentang moralitas? Pertanyaannya semacam itu,” ungkapnya kepada wartawan, usai menjalani pemeriksaan, kepada wartawan Senin (16/4/2018).

Menariknya, Hamli juga membeberkan, dirinya ditanya dan dimintai pendapat soal kata-katanya yang dianggap pernah keluar di depan staf pada forum, rapat dan lain sebagainya.

Kemudian, kata dia, pihak Inspektorat juga menuding dirinya pernah meminta merahasikan perkataannya agar jangan sampai ke pimpinan.

Sebab, sebutnya, dirinya dianggap pernah melontarkan perkataan kalau memiliki pimpinan yang bukan orang birokrat. Jadi, kalau ada tangkapan siapa yang akan ditangkap lebih dulu.

Termasuk tudingan perkataannya, apabila diberhentikan siap maju sebagai caleg lewat Partai Golkar kemudian nyalon walikota berpasangan dengan putra Muhiddin untuk meladeni Walikota Banjarmasin (Ibnu Sina, red) di Pilwali mendatang.

“Ini pang (begini kalau) kita memilih pemimpin yang bukan orang birokrat. amun kawa (kalau bisa) kita lihat mun (kalau) betangkapan kita lihati siapa yang akan di tangkap lebih dahulu. Bila aku di ampihi (diberhentikan) aku becalon di Golkar jadi caleg kemudian becalon jua jadi walikota berpasangan dengan anak pak Muhidin dan kena aku lawani pak wali tuh. Begitu kira-kira kata yang dianggap pernah terlontar dari mulut saya,” ujar Hamli.

Pun demikian, dari semua pertanyaan tersebut Hamli juga enggan membocorkan jawabannya. Alasannya karena itu bersifat rahasia.

“Nah seperti itu beberapa pertanyaan yang diminta oleh Insektorat untuk di konfirmasi benar atau salah nya, dan itu sudah saya jawab saat pemeriksaan, disini saya hanya menyampaikan pertanyaan nya saja, jawabanya itu rahasia, karena sudah ada kesepakatan dengan inspektorat bahwa hasil pemeriksaan itu rahasia” pungkasnya. (fachrul)

 

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan