Di Tengah Wabah PMK, Harga Sapi Lokal Merangkak Naik

Adiansyah salah satu peternak sapi lokal di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak yang terjadi menjelang Hari Raya Idul Adha tahun ini menjadi momok bagi peternak, khususnya bagi yang mendatangkan sapi luar pulau seperti dari Jawa. Hal tersebut tak menutup kemungkinan membuat penjualan sapi lokal akan meningkat.

Saat ini peternak sapi di Kalsel sedang dibayang-bayangi wabah PMK. Kesehatan sapi jadi fokus utama untuk menjamin kenyamanan pembeli. Terlebih lagi, sapi yang dibeli untuk ibadah kurban.

Pemerintah pusat menyediakan 4.200 dosis vaksin PMK untuk Kalsel dan telah didistribusikan oleh dinas peternakan guna menangkal PMK sapi. Hal itu menjadi secercah harapan peternak sapi untuk meyakinkan pembeli, lagi pula di Kalsel sendiri tak begitu signifikan terjadinya kasus PMK.

Adiansyah salah satu peternak sapi lokal di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, menjamin hewan ternaknya terbebas dari PMK. Sebab sebelum wabah PMK melanda, ujarnya, dinas peternakan setempat sudah rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, pemberian vitamin hingga vaksin sapi.

“Alhamdulillah, tidak ada terinfeksi. Sapi kita di sini semua sapi lokal dan rutin mendapatkan vaksin dari dinas peternakan bahkan sebelum adanya wabah PMK,” ucapnya Jumat (1/7/2022).

Baca Juga : Proyeksi Wabah PMK Saat Pelaksanaan Ibadah Kurban, Peternak Apresiasi Vaksinasi Sapi

Baca Juga : Dibayang-bayangi Wabah PMK, Catat Rentetan Aturan Penyembelihan Hewan Kurban

Dia mengungkapkan terjadi kenaikan harga sapi dibandingkan tahun lalu sekitar dua juta rupiah. Tahun ini, ungkapnya, harga satu ekor sapi berkisar Rp16 juta.

“Sapi lokal di sini keturunan sapi Bali silangan sapi po atau sapi kampung di sini. Kualitas tekstur daging lebih padat, lebih sehat, dan juga kami pakan sapi menggunakan rumput khusus, rumput gajah, rumput odot dan rumput lokal seperti banta. Nah pakan ini yang menghasilkan kualitas daging dan harga sapi lokal lebih terjangkau,” ucapnya.

Kategori sapi yang dijual di tempatnya, kata Adi, dengan kondisi sehat, cukup umur, tidak cacat, dan memenuhi syarat kurban. Dari seratus ekor sapi lebih di kandangnya saat ini tersisa sekitar 20 ekor. Menurutnya, meski terjadi kenaikan harga sapi tak begitu berdampak signifikan terhadap penjualan.

“Memang terjadi penurunan sekitar 20 persen dari tahun lalu, semoga lah di sisa waktu jelang Idul Adha habis terjual,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi