Dewan Minta Hiswana Migas Tunda Kenaikan Gas Elpiji

Rencana usulan kenaikan Gal 3 kilo mendapat tanggapan Anggota Dewan Kalsel

Sementara Anggota Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi mengatakan, boleh saja usulan itu disetujui pemerintah tapi dengan catatan masalah klasik, kelangkaan elpiji 3 kilogram tak boleh terjadi lagi.

“Ketika pandemi seperti ini memprihatinkan juga, tapi kalau bisa dari harga Rp17.500 jangan sampai harga Rp20 ribu,” katanya.

Banyak terdengar keluhan masyarakat soal gas melon. Dimana gas melon bisa didapat dengan harga Rp50 ribu dengan alasannya, tak lain karena stok dan distribusi.

“Bahkan di dapil kami, harganya sampai Rp50 ribu di daerah Kotabaru kepulauan,” ucapnya

Sekretaris Hiswana Migas Kalsel, HM Irfani mengatakan usulan itu sempat tertunda gara-gara pandemi Covid-19.

“Sebetulnya ini diusulkan dari tahun lalu sudah mau harga baru,” kata Irfani.

Ia mengatakan usulan itu tertunda karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel, beralasan karena masih dilanda pandemi Covid-19 dan belum ada penetapan gubernur definitif.

Setelah gubernur baru dilantik, usulan itu kembali mencuat. Hiswana berencana mengajukan lagi usulan harga HET baru.

Pengajuan penyesuaian harga tersebut tetap mengikuti aturan. Hanya saja tidak menjelaskan secara detail apa saja aturannya.

Menurut Irfani, alasan penyesuaian HET, karena sudah 6 tahun lebih belum ada kenaikan HET gas elpiji 3 kilogram, masih Rp17.500, sedangkan provinsi lain sudah melakukan penyesuaian.
Irfani berujar biaya operasional termasuk sparepart serta Upah Minimum Kabupaten (UMK) juga naik, sehingga perlu penyesuaian.

Lalu, berapakah HET yang akan diusulkan Hiswana Migas Kalsel?.

“Besarnya sesuai dengan kewajaran, sekitar Rp 21 ribu,” pungkasnya. (azka)

Editor : Akhmad