Desa Tanjung Pangga Berpotensi dijadikan Pembudiyaan Kepiting

Paman Yani saat melakukan reses dengan Warga Desa Tanjung Panga

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Potensi ekonomi di Desa Tanjung Pangga Kecamatan Kelumpang Selatan Kabupaten Kotabaru rupanya cukup bagus, jika dikelola dengan baik.

Sebab, warga desa tersebut memiliki mata pencaharian, yakni nelayan Kepiting Rajungan Bakau. Seperti diketahui, kepiting tersebut mampu menembus pangsa pasar nasional maupun internasional.

Karena nilai ekonominya yang tinggi, komoditas itu mendapat perhatian dari anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan Muhammad Yani Helmi.

Anggota komisi yang membidangi ekonomi dan keuangan itu menyampaikan pada resesnya yang berlangsung Jumat 22 Oktober 2021.

Dimana sebagai menjaring aspirasi melalui kegiatan reses di Desa Tanjung Pangga Kecamatan Kelumpang Selatan Kabupaten Kotabaru.

“Jika dikelola secara baik dan maksimal, maka prediksi sebagai penyumbang dalam penerimaan di Desa Tanjung Pangga Kecamatan Kelumpang Selatan Kabupaten Kotabaru bisa bernilai dolar,” katanya, Minggu (24/10/2021).

Politisi Partai Golkar karib disapa Paman Yani menyampaikan, kepiting yang hidup di hutan Bakau di Desa Tanjung Pangga ini mampu dimanfaatkan warga sekitar untuk bertahan hidup. Terlebih mampu menghidupi kebutuhan sehari-hari para nelayan di daerah tersebut.

“Saya melihat memang wilayah disana sangat berpotensi besar untuk melakukan pembudidayaan Kepiting Rajungan Bakau, bahkan kabarnya harga jual komoditi di sejumlah pasarnya pun juga bagus,” ucapnya.

Baca Juga : Kalsel Borong Medali di Kejurnas ICF 2021

Baca Juga : Lutfi Saifuddin Miris Honor Nakes Dipotong

Sementara itu Kepala Desa Tanjung Pangga Hendera Jainal Rahmadi mengungkapkan, keuntungan yang didapatkan diakuinya pernah mendapati harga hingga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah.

“Ini adalah komoditas yang sangat baik dan menjanjikan kedepannya bagi perekonomian masyarakat desa menuju pemulihan dimasa pandemi Covid-19, bahkan Kepiting Rajungan Bakau ini perlu dilestarikan keberadaaan agar tetap bisa dinikmati hingga penerus kita,” katanya.

Harga per kilogram sempat anjlok karena terdampak pandemi Covid-19, namun baru-baru tadi harga Kepiting Rajungan Bakau kembali terjual normal di pasaran bahkan berangsur-angsur mulai merangkak naik.

“Kepiting Rajungan Bakau sempat harga perkilonya di pasaran sekitar Rp8.500 karena dampak dari Covid-19. Dan melandai pandemi penjualannya naik secara drastis mulai dari Rp120.000 yang belum dikupas, kalau sudah dikupas cangkangnya untuk mendapatkan dagingnya mampu berkisar antara Rp550.000-Rp650.000 bahkan bisa tembus diangka Rp1.000.000,”katanya

Dengan adanya uluran tangan atau bantuan serta pembinaan dari pemerintah daerah dalam mendorong pangsa pasar dari komoditi Kepiting Rajungan Bakau tersebut. Supaya perekonomian di desanya juga mampu bangkit dan pulih sesuai potensi hasil laut yang selama ini mampu dimanfaatkan.

“Mayoritas warga disini selain memanfaatkan lahan untuk berkebun, sebagian juga ada nelayan, jadi kami mengharapkan adanya penyuluhan hingga membina bagaimana budidaya ini mampu terealisasi secara baik dan berhasil,” pungkasnya. (azka)

Editor : Akhmad