Calon Anggota DPD Bertabur Bintang, Sofwat tak Gentar

Sofwat Hadi menerima bukti pendaftaran calon DPD dari KPU Kalsel. (fachrul/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Pertarungan perebutan kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Kalsel bakal seru. Sebab sejumlah pendatang baru yang siap maju bukan orang sembarangan.

Sofwat Hadi menerima bukti pendaftaran calon DPD dari KPU Kalsel. (fachrul/klikkalsel)

Diantaranya Hasanuddin Murad dan Syaifullah Tamliha. Seperti diketahui, Hasanuddin Murad pernah memegang amanah sebagai anggota DPR RI. Bukan itu, Hasanuddin Murad juga selama dua periode menjabat sebagai Bupati Batola.

Tak terkecuali Syaifullah Tamliha. Kader Partai Persatuan pembangunan ini pun pernah tercatat sebagai Anggota DPRD Kalsel. Kiprah Tamliha di dunia politik terus merangkak hingga kembali berkiprah sebagai anggota DPR RI.

Belum lagi Gusti Farid Hasan Aman yang juga punya kans besar kembali mengemban tugas sebagai anggota DPD setelah gagal pada Pilkada sebagai calon wakil gubernur berpasangan dengan H Muhidin.

Walau bertabur bintang, H Muhammad Sofwat Hadi tak gentar. Ia tetap optimis masuo 4 besar pada pemilihan anggota DPD 2019 mendatang. Atas dasar itu lah Sofwat pun kembali mencoba peruntungan menjadi anggota DPD.

Hal itu ia buktikan dengan menyerahkan berkas dukungan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kamis (26/4/2018). Tak tangung-tanggung, Sofwat menyerahkan 5.108 dukungan berupa fotocopy KTP elektronik yang terbagi sebaran dari pada 11 kabupaten/kota.

Sofwat mengatakan, jalan pengabdian itu bermacam-macam ada yang menjadi kepala daerah, kepala dinas, anggota DPR, maupun anggota DPRD. Dan dirinya merasa masyarakat Kalsel lebih mempercayakannya untuk menjadi anggota DPD.

“Saya lebih memilih DPD karena menjadi calon lain masyarakat Kalimantan Selatan tidak setuju. Sepertinya masyarakat lebih memilih saya menjadi anggota DPD,” tuturnya.

Kemudian, Sofwat mengatakan, menjadi senator kewenangannya sama dengan anggota DPR. Hanya saja kewenangannya tidak sebesar anggota DPR. Walau demikian ia melihat lewat DPD juga bisa memperjuangkan hak daerah.

“Saya masih memiliki PR sebagai anggota DPD, karena ternyata dana desa tidak sampai Rp1 miliar. Apabila terpilih lagi saya akan mempertanyakan hal tersebut ke Menteri Keuangan dan Menteri Pembangunan Desa.

Terkhir dirinya mengatakan, bahwa sekarang untuk menjadi anggot DPD sangat diminati. Ini tidak seperti tahun lalu, menjadi anggot DPD dipandang sebelah mata.

“Dulu duduk sebagai anggota DPD dipandang sebelah mata, tapi sekarang DPD dipandang dengan dua bola mata yang melotot,” celotehnya. (fachrul)

Editor : Elo Syarif

Tinggalkan Balasan