Atasi Harga Telur Itik Anjlok, Dinas Pertanian HSU Lakukan Hal Ini

AMUNTAI, klikkalsel.com – Menyikapi harga telur itik yang mengalami penurunan alias anjlok, Dinas Pertanian Kabupaten (Disperta) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), langsung bergerak cepat.

Upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan harga telur itik di tingkat peternak itik di Kabupaten HSU ini, yaitu dengan cara membeli dari kelompok peternak itik kemudian memasarkan telur itik tersebut.

Kepala Disperta Kabupaten HSU Ir. H. Yuli Hertawan melalui Kabid Peternakan Ahmad Rijani, mengiyakan saat ini pihaknya telah melaksanakan program membeli telur langsung dari kelompok dengan harga di atas harga mingguan di Pasar Alabio.

“Harga di Pasar Alabio saat ini hanya Rp1.250 sampai Rp1.400 perbutir, sedangkan modal peternak dalam memelihara itik bertelur Rp1.700 sampai Rp1.800 perbutir,” ujarnya.

Sehingga agar kelompok bisa terbantu, maka pihaknya membeli dan memasarkan telur itik senilai Rp1.750 perbutir. Pemasaran dilakukan melalu media online ke SKPD, ASN dan masyarakat umum, dengan terlebih dahulu memesan lewat petugas di Bidang Peternakan Disperta Kabupaten HSU.

Disampaikannya juga, dengan cara ini ternyata cukup berhasil karena banyak pesanan yang masuk untuk membeli telur yang ditawarkan.

“Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel juga telah memesan lebih kurang 7.000 butir telur untuk dikirim ke Banjarbaru langsung oleh peternak,” ungkapnya.

Bahkan, saat ini pesanan terus banyak dan tiap hari terus bertambah, malahan banyak yang tidak kebagian untuk membeli telur langsung di kelompok peternak itik melalui Disperta Kabupaten HSU.

“Alhamdulillah kelompok peternak merasa terbantu dengan tindakan dan upaya yg dilakukan Disperta Kabupaten HSU ini,” ucapnya.

Penyebab anjloknya harga telur di tingkat kelompok, Rijani menduga karena adanya permainan dari tengkulak memanfaatkan wabah Covid-19.

Dugaan adanya permainan ini, menguat karena ternyata para tengkulak menjual harga telur tetap mahal dengan harga Rp2.200 sampai Rp2.400 per butir di pasaran.

Hal ini juga terlihat dari kisaran harga telur itik di tingkat konsumen pasar tradisional yang masih tinggi yaitu Rp2.200 perbutir.

“Dengan kondisi inilah makanya Disperta HSU membeli dan memasarkan telur itik langsung dari kelompok, dengan harapan minimal mereka bisa kembali modal dalam pemeliharaan itiknya,” tukasnya. (doni)

Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan