Budaya, HST  

Aruh Baduduk di Labuhan, Kepala Adat : Tak Pernah Ada Judi Sejak Dulu

Suasana pelaksanaan Aruh Adat Baduduk di Labuhan HST. (foto Erwan for Klikkalsel)

BARABAI, klikkalsel.com – Selama dua bulan, masyarakat Hindu Dayak di Desa Labuhan Kecamatan Batang Alai Selatan menggelar Aruh Adat Baduduk usai panen padi yang dilaksanakan di Balai Adat setempat.

Kepala Adat Dayak Labuhan Suan menceritakan, sejarahnya dari zaman dahulu sampai sekarang, Aruh Adat di Labuhan tidak pernah diadakan judi.

“Jangan sampai kegiatan Aruh Adat ditunggangi oknum/pihak tertentu yang memanfaatkan agar bisa diadakan perjudian dan lain-lain. Kami atas nama Lembaga Adat dan masyarakat Labuhan pun sangat keberatan dan sangat menolaknya,” tegasnya, Rabu (8/6/2022).

Menurutnya, upacara Panca Yadnya Aruh Baduduk 2022 masyarakat Hindu Dayak Labuhan dilaksanakan setiap setahun sekali setelah selesai musim panen padi dan dianggap sangat sakral.

“Aruh yang pertama baru saja dimulai Minggu (5/6/2022) dan rangkaian Aruh Baduduk dilaksanakan dua bulan penuh sampai awal Agustus nanti tanpa dibumbui dengan permainan judi,” tuturnnya.

Dijelaskan, sebanyak 34 rumah yang akan melaksanakan Aruh Baduduk yang terdiri 100 umbun/kepala keluarga di laksanakan rumah masing-masing.

Baca Juga : Yayasan Bumi Kita Fantastik Beri TOT Guru di HST

Baca Juga : Imbas Insiden Pembunuhan di Aruh Adat, Damang Adat Dayak Meratus Jatuhi Sanksi

“Panca Yadnya adalah lima jenis upacara suci yang diselenggarakan secara tulus ikhlas oleh umat Hindu dalam usahanya untuk mencapai kesempurnaan hidup,” jelasnya.

Dalam aruh adat itu, selain pelaksanaan bersama warga adat Dayak, juga diperlukan sesajen, seperti lamang, kue pupudak, dodol, ayam kampung, wajik, kelapa, dodol putih, cangkaruk, cucur, pisang amas, pisang paleng, hingga gula merah.

Sedangkan, aruh ganal biasanya menggunakan kerbau dan kambing. Untuk aruh adat bahan utama yang tak boleh ketinggalan yakni ketan yang dimasak untuk berbagai menu seperti lamang, dodol dan wajik, serta kue lainnya yang terbuat dari tepung beras.

Dalam persiapan aruh itu, pihaknya pun menyiapkan secara beramai-ramai yang nantinya akan dijadikan makanan bagi peserta aruh dan tamu yang hadir.

“Makna aruh ini intinya adalah sebagai wujud syukur karena hasil panen yang melimpah dan untuk terciptanya rasa kekeluargaan dan gotong royong yang tinggi di masyarakat,” tambahnya..

Pada pelaksanaan aruh kali ini berharap agar diberikan keselamatan berkah kepada seluruh masyarakat Labuhan dan mudah-mudahan jika ada rejeki tahun depan bisa melaksanakan Aruh Adat kembali.

“Pada saat berlangsungnya pelaksanaan Aruh Baduduk tidak boleh di campuri dengan kegiatan yang akan mengganggu kesucian/kesakralan aruh tersebut seperti perjudian, sabung ayam dan minuman keras karena upacara tersebut sangat lah sakral bagi suku dayak,” tuturnya. (dayat)

Editor : Akhmad