Anak Indonesia Rawan Kekurangan Gizi

Teks foto : Stephen Rudgard, FAO Representative di Indonesia (baju hijau kanan). (baha/klikkalsel)

MARABAHAN, klikkalsel – Masalah kekurangan gizi terhadap anak di bawah usia 5 tahun, masih rawan terjadi di Indonesia.

Menurut Stephen Rudgard, FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian PBB) Representative di Indonesia, masalah kekurangan gizi menyebabkan anak anak mengalami kelambatan tumbuh (stunting), kekurangan berat badan (wasting) dan kegemukan (obesity).

Stephen mengakui angka ini terbilang tinggi untuk negara dengan status ekonomi seperti Indonesia.

Ia mengatakan dalam laporan global terbaru tentang Status Kerawanan Pangan dan Gizi – 2018 (SOFI 2018) yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia adalah negara di dunia yang menunjukkan prevalensi tinggi dalam ketiga bentuk kekurangan gizi anak yaitu stunting, wasting dan obesity.

“Angka ini terbilang tinggi untuk negara dengan status ekonomi seperti Indonesia,” ucapnya dalam pidato di peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalsel, Kamis (18/10/2018).

Stephen mengutarakan, dari data statistik penyebab utama kondisi itu adalah akses yang tidak memadai untuk mendapatkan makanan yang beragam dan bergizi.

Sedangkan, produksi pangan dan ketersediaan pangan hanyalah salah satu faktor dari kondisi tersebut.

Selain itu, ia memaparkan kelaparan tidak selalu berarti ketersediaan atau produksi makanan yang tidak memadai.

Sebab Indonesia sendiri telah kehilangan atau membuang sekitar 300 Kg makanan per orang/per tahun.

“Untuk mewujudkan visi tentang dunia bebas dari kelaparan dan kekurangan gizi menjadi nyata, kita semua harus bekerja bersama. Hal ini membutuhkan tidak hanya kepemimpinan oleh Pemerintah, tetapi semua orang harus berperan dan memberi kontribusi” ujarnya. (baha)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan