HST  

Alternatif Bertani di Area Rawa, Kelompok Tani Bersatu Desa Sungai Buluh Uji Coba 10.500 Pot Padi Apung

Uji Coba perdana penanaman 10.500 Pot Padi Apung oleh Kelompok Tani masyarakat Desa Sungai Buluh, Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

BARABAI, klikkalsel.com – Kelompok Tani masyarakat di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) melakukan uji coba 10.500 pot padi apung.

Uji coba ini diketahui merupakan kerja sama Dinas Pertanian HST bersama dengan kelompok tani masyarakat yang berlokasi di kawasan rawa di Desa Sungai Buluh, Kecamatan LAU.

Program uji coba ini dilakukan bersama Kelompok Tani Bersatu dengan proses penanamannya menggunakan perahu.

“Proses penanamannya dilakukan secara bertahap. Sampai hari ini sudah lebih dari setengah padi apung yang ditanam di kawasan rawa ini,” jelas Ketua Kelompok Tani Bersatu, Samudi, Sabtu (16/3/24).

Ia mengatakan pembudidayaan padi apung ini perdana dilakukan. Saat ini lebih dari setengah yang baru tertanam sekitar 7.000 pot dari keseluruhan 10.500 pot padi apung.

“Sebelum melakukan penanaman padi apung ini, kita sudah ikut dalam bimbingan teknis,” ujarnya.

Baca Juga : Penjual Makanan Siap Saji Buka Sebelum Waktunya, Satpol PP dan Damkar HST Lakukan Penertiban

Baca Juga : Laka Maut di Sungai Rangas HST, Pengemudi Honda CRV Mengaku Sedang Banyak Pikiran

Ia memperkirakan sekitar tiga hingga empat bulan ke depan akan memasuki masa panen, dari masa tanam mulai awal Maret dan perkiraan sementara akhir Juni sampai awal Juli bisa panen.

“Semoga penanaman perdana ini berhasil karena masyarakat di desa ini memang kesulitan untuk bertani dengan lahan yang didominasi perairan rawa dan sering dilanda banjir,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Petanian HST, Budi Satrya Tanjung mengatakan, padi apung ini menjadi alternatif bertani bagi masyarakat yang tinggal di area rawa.

“Penanaman ini merupakan demplot percontohan, karena program perdana di HST,” ujarnya.

Ia mengatakan tujuan dari program ini sebagai alternatif metode tanam padi disaat lahan terendam air secara berkepanjangan.

“Pelaksanaan program ini bekerja sama dengan kelompok tani setempat dengan anggaran diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah HST,” pungkasnya.(ziha)

Editor : Amran