Alamak! Hanya Ada Satu Murid Kelas 1 di SDN 2 Pajukungan dan Bukat Barabai

Muhammad Junaidi satu-satunya siswa kelas satu di SDN 2 Pajukungan yang nampak belajar sendirian tanpa teman. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Tahun ajaran baru di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Barabai tampak sepi, karena alami kekurangan siswa.

Salah satu sekolah tersebut yakni SDN 2 Pajukungan yang kelas satu nya cuma diisi oleh satu orang siswa.

Noorkasihani Kepala Sekolah SDN 2 Pajukungan Rabu (20/7/2022) membenarkan informasi tersebut, yakni kelas 1, yang hanya diisi oleh satu orang siswa. Walaupun begitu pembelajaran tetap pihaknya lakukan seperti sekolah biasanya.

Satu siswa kelas 1 tersebut bernama Muhammad Junaidi, warga setempat. Menurutnya, meskipun cuma belajar satu orang Junaidi tetap semangat sekolah yang terbukti selalu turun semenjak MPLS pekan lalu hingga saat ini.

“Benar, kelas satu hanya diisi 1 orang dan total keseluruhan siswa 40 orang. Bagi kami, pembelajaran tetap seperti biasanya,” tuturnya.

Kasus kekurangan siswa lainnya juga ditemui di SDN Bukat yang berada di pusat Kota Barabai sekitar 100 meter jaraknya dari Dinas Pendidikan HST.

Baca Juga 

Hari Pertama Masuk Sekolah, Para Siswa Senang PTM Secara Penuh Dilaksanakan

Demi Ilmu Kebal, Kakek di HST Tega Kuliti Sejumlah Jenazah

Menurut keterangan Plh Kepala SDN Bukat Hj Laila Farida, total jumlah siswanya ada 25 orang, lebih menurun dibanding tahun lalu yang berjumlah 33 orang.

Kekurangan siswa itu, menurutnya, karena adanya isu mau regrouping hingga penutupan sekolah yang siswanya kurang dari standarisasi pendidikan. Untuk itu, para orang tua siswa pun berpikir memasukan anaknya ke sekolah tersebut.

“Tahun ini 1 orang mau masuk kelas 1, namun hingga pekan kedua ini ia masih belum masuk. Informasi terakhir didengar orang tuanya kecelakaan,” jelasnya.

Demi mencari siswa, pihak sekolah sudah melakukan berbagai upaya, mulai dari mendatangi dan berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan, meminta bantuan pihak kelurahan, keliling panti asuhan, hingga TK/PAUD.

Namun, kenyataannya tidak ada perkembangan signifikan orang mau menyekolahkan anak-anaknya ke tempat tersebut.

“Sementara belum ada keputusan dari Dinas Pendidikan, kami tetap normal menjalankan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, jika ada keputusan baik itu berupa regrouping atau hal lainnya kami siap menjalankannya,” tukasnya. (dayat)

Editor : Akhmad