Aksi Save Meratus Disusupi Muatan Politis, Massa Mahasiswa Langsung Walk Out

Aksi unjuk rasa save meratus di Barabai (foto Foto : Kodim 1002 Barabai untuk klikkalsel)

BARABAI, klikkalsel – Acara sakral aksi save meratus yang digelar di Bumi Murakata tidak berlangsung lancar, karena diduga disusupi muatan kepentingan politik.

Aksi itu digelar di Lapangan Dwi Warna yang berdekatan dengan Kantor Bupati Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) Senin (23/9/2019) . Dan diikuti berbagai kalangan, antara lain pelajar. mahasiswa, masyarakat adat, masyarakat umum dan elemen lainnya yang tergabung dalam Aliansi Save Meratus.

Massa mendesak Bupati dan DPRD HST untuk komitmen dan berani memperjuangkan isu daerah ke pejabat di atasnya dalam ranah nasional.

Namun salah satu orator aksi yang berasal dari mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin, Rizal Nagara kecewa terhadap konsep aksi yang dilaksanakan. Menurutnya aksi tersebut  yang tidak disampaikan dalam rapat konsolidasi, ditambah lagi adanya indikasi tunggangan politik dalam aksi tersebut.

“Tetapi kami menyatakan sangat kecewa dengan Aksi Meratus kali ini, karena ada indikasi politis ditunggangi pihak lain, yang berhadir hanya tiga orang anggota DPR yang baru terpilih, mereka bebas bersuara dengan nada-nada kampanye serta juga termuat nada-nada orientasi branding ke arah Pemilihan Bupati 2020 yang akan datang,” cetus Rizal.

Kekecewaan itu menguat, pasalnya aliansi mahasiswa sudah jauh-jauh datang dari Banjarmasin dan Banjarbaru. Dengan komitmen bulat untuk memperjuangkan pegunungan Meratus terbebas dari pertambangan, karena Meratus merupakan paru-paru Dunia.

Ia menuding aksi ini sudah tidak mutlak upaya Save Meratus. Namun lebih mengarah seperti Festival kampanye yang dikemas dengan bentuk nomenklatur aksi.

Barisan mahasiswa menyatakan sangat kecewa terhadap Aksi Save Meratus. Kendati Bupati dan Ketua DPRD HST tak berhadir lokasi. Padahal aliansi mahasiswa berniat menagih komitmen dalam memperjuangkan Pegunungan Meratus dari pertambangan.

“Dalam orasi saya sudah sampaikan agar penyelenggara harus menghadirkan Bupati dan Ketua DPRD untuk berkomitmen bersama dalam perjuangan panjang Save Meratus ini, tetapi jika tidak bisa menghadirkan maka kami menyatakan mosi tidak percaya terhadap Bupati HST dan DPRD HST,” tegas Rizal, ketua BEM UIN Antasari.

Setelah orasi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan, aliansi mahasiswa yang dipimpin oleh Rizal dengan lantang menyatakan keluar (Walk Out) dari Barisan aksi.

“Kami atas nama Aliansi Mahasiswa menyatakan walk out dari barisan aksi, karena sudah ditunggangi politik dan tidak ada komitmen yang didapat dari pemerintahan daerah, ditambah tidak sesuai dengan apa yang telah disampaikan dalam konsolidasi sebelumnya,” ketus Rizal. (rizqon)

 

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan