Religi  

Adab Makan Dalam Islam, Mulai Dari Tidak Boleh Bicara Hingga Tak Boleh Bersandar

Ustaz H Muhammad Maulana Al Kelayani saat mengisi acara pengajian

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dalam ajaran Islam, setiap aspek kehidupan memiliki tata cara dan etika yang harus diikuti oleh umatnya, termasuk dalam hal makan.

Oleh karena itu, klikkalsel.com meminta Ustaz H Muhammad Maulana Al Kelayani memberikan penjelasan mendalam mengenai adab makan yang sebaiknya diterapkan oleh setiap Muslim.

Menurut Ustaz H Muhammad Maulana Al Kelayani, adab makan dalam Islam mencakup berbagai aspek yang bertujuan tidak hanya untuk menjaga kesehatan fisik, tetapi juga spiritual.

“Diantaranya sebelum makan hendaklah mencuci tangan terlebih dahulu agar tangan kita bersih,” ujarnya, Kamis (4/7/2024).

Kemudian, diharuskan membaca Basmalah dan doa sebelum makan serta menggunakan tangan kanan ketika makan.

Pasalnya, kata Ustaz, jika makan menggunakan tangan kanan itu akan mengandung keberkahan. Hal itu sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad yang mana setiap memulai kebaikan didahulukan dengan kanan.

Pasalnya, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk makan dengan tangan kanan. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, di mana Rasulullah SAW bersabda,

“Makanlah dengan tangan kananmu dan minumlah dengan tangan kananmu, karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” jelasnya.

Baca Juga : Memberi Makan Kucing Liar Merupakan Sedekah dan Cara Membuka Pintu Rezeki

Baca Juga : Ustadz H Mohammad Mobarak, Jelaskan Pentingnya Adab Menjaga Lisan

Bahkan, ketika makan alangkah baiknya duduk atau tidak berdiri. Karena adab paling bagus ketika makan dalam keadaan duduk.

“Jadi tidak dianjurkan makan dalam keadaan berdiri,” tegasnya.

Tak hanya itu, adab ketika makan juga tidak dianjurkan berbicara saat makan. Meskipun ada sejumlah ulama yang membolehkan berbicara saat makan supaya didalamnya ada keakraban.

“Tapi dari semua itu adab yang paling utama adalah tidak berbicara saat makan,” ucapnya.

Lebih jauh, Ustaz juga menjelaskan kalau umat Muslim tidak dianjurkan untuk meniup makanan yang panas atau kondisi panas.

Hal ini dikarenakan terdapat beberapa bakteri yang didalam mulut ketika meniup makanan akan menyebarkan bakteri tersebut.

“Jadi dianjurkan untuk tidak meniup makanan yang masih panas, melainkan menunggu hingga suhunya turun. Hal ini untuk menjaga kebersihan dan kesucian makanan yang akan dikonsumsi,” ujarnya.

Juga dijelaskannya kalau umat muslim sangat dianjurkan untuk berhenti makan sebelum kenyang.

“Artinya makan berlebihan itu tidak dianjurkan,” ungkapnya.

Hal itu menurut ajaran Islam yang mengajarkan untuk tidak makan berlebihan.

“Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidaklah manusia memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika ia harus melakukannya (makan lebih banyak), maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafasnya.’ (HR. Tirmidzi),” kata Ustaz H Muhammad Maulana Al Kelayani.

Bahkan, lanjut ustaz, seperti kata nabi, ‘Aku tidak makan dalam keadaan bersandar’ yang artinya orang yang makan ketika bersandar menampakkan kecongkakan dan kesombongan seperti para raja,” tuturnya.

Setelah itu, mengakhiri makan dianjurkan membaca Hamdalah setelah makan sebagai rasa syukur atas rezeki yang diberikan.
Ustaz H Muhammad Maulana Al Kelayani juga menekankan pentingnya makan bersama keluarga dan berbagi makanan dengan orang lain, sebagai bentuk kebersamaan dan solidaritas sosial.

“Adab makan yang diajarkan dalam Islam bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan spiritual kita. Dengan mengikuti adab makan ini, kita diharapkan bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan mendapatkan keberkahan dalam setiap suapan,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi