3.676 Rapid Tes Belum Dilaporkan Penggunaannya

Pemanfaatan rapid test di Banjarmasin.
BANJARBARU, klikkalsel.com – Sejak awal April tadi, Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai menerima rapid test kit dari pemerintah pusat.
Hingga kini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, mendata sekitar 7.200 rapid test kit yang diterima pusat dan tersisa 460 pcs, setelah 6.740 pcs dibagikan ke seluruh gugus tugas di 13 kabupaten/kota.
Fungsi alat pengukur antibodi itu menjadi salah satu sarana utama tim medis di lapangan. Guna mendeteksi orang dalam pemantauan (ODP) gejala klinis yang terindikasi positif Covid-19.
Baca juga : Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19, Bagiaman Sikap Wakil Rakyat?
Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, M Muslim menerangkan, lebih separuh stok rapid test Kalsel telah disalurkan.
Muslim memaparkan, saat ini tersisa 460 rapid test kit di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kalsel. Lanjut, tuturnya, 3.524 rapid test kit telah dilaporkan digunakan jajaran di seluruh kabupaten/kota.
“Diantaranya reaktif 424 atau sekitar 12,03 persen,” ujarnya di Command Center Diskominfo Kalsel, Banjarbaru, Rabu (29/4/2020).
Sementara itu, masih ada 3.676 psc rapid test yang belum dilaporkan penggunaannya oleh gugus tugas di tingkat kabupaten/kota.

Muslim menerangkan, pihaknya begitu selektif dan objektif menggunakan alat pengukur antibodi tersebut terhadap ODP.

“Pemanfaat RDP ini adalah konteks seleksi survei yang memetakan dengan cepat potensi kondisi orang-orang yang kemungkinan yang bisa menulari atau tertular. Oleh karena itu ini menjadi dalam upaya-upaya pencarian atau telusur terhadap kontak-kontak erat atau klaster-klaster yang sudah dipetakan oleh surveilans,” jelasnya.
Sementara itu, hasil reaktif rapid test kit bukanlah patokan diagnostik positif Covid-19. Dari hasil rapid tes itu akan ditindaklanjuti pada tahap uji swab metode PCR.
“Jadi untuk tujuan diagnostik ialah real time PCR,” pungkas Muslim.(rizqon)
Editor : Amran

Tinggalkan Balasan