3.000 Ton Beras Didatangkan Dari Sulsel Antispasi Lonjakan Harga

Ilustrasi penjualan beras di pasaran.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Tahun ini petani gigit jari, pasalnya hasil panen padi di luar ekspektasi. Hal ini berdampak pada kenaikan harga beras hingga menjadi perhatian Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) guna menekankan lonjakan harga di pasaran.

Diketahui, saat ini gejolak harga sudah mulai terjadi di Kalsel, dikarenakan kegagalan panen di sejumlah wilayah Kalsel pada tahun 2022 ini. Seperti yang dialami petani dan juga pedagang beras di Kertak Anyar, Kabupaten Banjar, Adiansyah.

“Sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi, harga beras sudah naik karena gagal panen,” ucapnya, Senin (3/10/2022).

Menyikapi hal tesebut, Perum Bulog Kalsel mendatangkan 3.000 ton beras dari Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebab tak bisa dipungkiri, ketika suplai mulai berkurang, namun permintaan banyak, otomatis hukum ekonominya harga akan merangkak naik.

“Paling tidak cukup sampai akhir tahun atau sampai panen tahun depan,” ucap Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah Kalsel , M Imron Rosidi.

Dipilihnya beras dari Sulsel, disampaikannya Imron, karena beras Sulsel ini hampir mirip dengan jenis beras yang disukai oleh masyarakat Kalsel.

“Makanya kita datangkan dari sana, karena berasnya hampir mirip dengan jenis yang disukai masyarakat Kalsel, saat ini masih dalam proses kedatangan,” jelasnya.

Sementara itu, dia menyampaikan stok beras di gudang Bulog sebenarnya masih mencukupi hingga akhir tahun. Setidaknya ada 5.000 ton stok beras jenis medium dan unggul.

“Namun kita antisipasi lebih dulu hingga panen tahun depan, diperkirakan panen selanjutnya itu bulan Maret atau April,” ujarnya.

Baca Juga : Harga Beras Lokal Melambung Berpengaruh Terhadap Inflasi di Kalsel

Baca Juga : Wakil Ketua Komisi III DPR RI, PT LIB Harus Bertanggung Jawab atas Tragedi Kanjuruhan

Terkait kondisi beras yang masih ada di gudang saat ini, dia menegaskan, kondisinya masih layak dan bagus. Lanjut, sebutnya, pada tahun 2021 kemarin, bulog bisa menyerap 10 ribu ton dari petani di Kalimantan Selatan, baik dari beras medium maupun beras premium.

Sedangkan untuk tahun 2022 ini, Bulog tidak ada menyerap beras dari petani Kalsel, dikarenakan Harga Beli Petani (HBP) di atas ketentuan Bulog, dan stok juga diperkirakan cukup hingga akhir tahun.

“Dari Harga Beli Petani kita, Rp 8.300 untuk medium, sedangkan untuk jenis premium sesuai harga pasar,” terangnya.

Namun, dia mengatakan jika harga di atas HBP maka itu akan terserap oleh pasar. Sebab Bulog tak bisa melakukan serapan tersebut, dikarenakan Bulog sebagai lembaga untuk menstabilisasi harga.

“Sehingga saat kita menggelontorkan lagi beras untuk masyarakat harganya tidak terlalu tinggi, dan untuk menekan harga,” tandasnya. (rizqon)

Editor: Abadi