Zafri Zamzam Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Prof DR H Mujiburrahman , Drs. Yusliani Noor, dan Prof Dr H A Hafiz Anshary, saat berdialog usai bedah buku di Aula UIN Banjarmasin. (foto : azka/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikklasel- Sebagai tokoh Banua yang telah memberikan perjuangan kemerdekaan RI dari penjajahan Belanda, terutama melalui pemberitaannya, Zafri Zam-zam diusulkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Pakar sejarah Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmsin, Yusliani Noor, menyampaikan usai acara bedah buku Syekh Arsad Albanjari, bahwa Zafri Zam-zam adalah seorang tokoh banua, beliau juga merupakan tokoh pendidikan dan juga seorang pejuang baik sebagai tokoh politik.

“Hendaknya mendapat dukungan segenap pihak masyarakat Kalimantan selatan, pemangku, pejabat bahwa beliu dapat diusulkan sebgai pahlawan nasional Indonesia ,” tutur Yusliani Noor, Selasa (4/12/2018).

Tak hanya itu, menurut Yusliani Noor, bahwa Zafri Zam-zam adalah tokoh pejuang yang pertama kali memberitakan proklamasi kemerdekaan.

Disisi lain, buku Zafri Zam-zam karya H.M Laily Mansur tersebut, juga menceritakan bahwa Zafri Zam-zam tidak hanya sebagai tokoh pendidik, beliau juga pendidiri majalah Publik, anggota MPRS , Rektor UIN Antasari dan juga pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Kalimantan Selatan.

“Banyak sumbangsih pemikiran terhadap banua ini, dan kepentingan banua terhadap perjuangan. Kiranya patut beliau menjadi salah satu tokoh Pahlawan Nasional,” ucapnya.

Sementara Buku Syekh Muhammad Arsad Albanajri karya tulis Zafri Zam-zam dijelaskan oleh Prof Dr H A Hafiz Anshary, Guru Besar Sejarah Peradaban Islam UIN Antasari Banjarmasin,
Syekh Muhammad Arsyad Albanjari seorang guru dakwah dikerajaan Banjar, bahkan ajaran beliau dipergunakan dan dipakai sampai Asia Tenggara Seperti Brunai, Maroco, Thailan, Malaysia dan berbagai daerah lainnya.

“Seorang ulama besar yang banyak menghasilkan pemikiran serta ketauladanan dan kitab-kitab yang patut menjadi tauladan,” katanya.

Menariknya dutambahkan mantan Ketua KPU RI ini, Syekh Arsad saat di usia yang tak terbilang muda lagi, 65 tahun, beliau banyak menuangkan pemikiran-pemikiran melalui kirab-kitab atau hukum-hukum tentang islam.

“Biasanya di usia tersebut hampir tak bisa berbuat banyak namun Sekh Arsad Al Banjari semakin tua semakin berisi ,” katanya

Dalam Sambutannya Rektor UIN Antasari mengatakan bedah buku tersebut menjadikan kita menambah keilmuan dan wawasan yang dapat membawa pengetahuan .
“Ini sangat bagus untuk menambah wawasan baik dosen dan mahasiswa,” katanya. (azka)

Editor : Alfarabi

Tinggalkan Balasan