BANJARMASIN klikkalsel.com – Pemko Banjarmasin kembali menunjukkan komitmennya dalam melindungi hak-hak anak melalui kegiatan Sosialisasi Kekerasan terhadap Anak, Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH), dan Perkawinan Anak, yang berlangsung di Banjarmasin Creative Hub.
Wakil Walikota Banjarmasin, Ananda, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap tiga isu besar yang mengancam masa depan generasi muda, kekerasan terhadap anak, anak yang berhadapan dengan hukum, dan perkawinan anak.
“Data menunjukkan bahwa kekerasan seksual menjadi bentuk kekerasan terhadap anak yang paling banyak terjadi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di Kota Banjarmasin,” ujarnya.
“Pelaku terbanyak dalam kasus tersebut justru berasal dari lingkaran terdekat anak, bahkan dari keluarga sendiri,” tambahnya.
Ia pun menyoroti fenomena mencengangkan di media sosial, yaitu munculnya grup-grup yang mempromosikan incest sebagai hal yang wajar.
Menurutnya hal tersebut termasuk sebagai kejahatan terorganisir yang mengancam masa depan generasi bangsa.
Baca Juga Disuguhi Itik Amuntai di Momen Harjad HSU ke-73, Gubernur Kalsel H. Muhidin: Luar Biasa
“Tidak ada ruang bagi kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan terhadap anak baik di dunia nyata maupun digital,” tuturnya.
Sementara itu terkait persoalan ABH, ia menekankan pentingnya pendekatan keadilan restoratif. Dimana saat ini banyak anak pelaku justru merupakan korban dari lingkungan yang tidak mendukung tumbuh kembang mereka.
“Anak tetaplah anak. Mereka berhak atas kesempatan kedua,” ucapnya.
Selain itu, Ananda juga menyoroti tingginya angka perkawinan anak di Kalsel, termasuk Banjarmasin, faktor kemiskinan, budaya, dan minimnya edukasi menjadi penyebab utama hal tersebut.
“Perkawinan anak bukan solusi, melainkan sumber masalah baru seperti putus sekolah, kekerasan dalam rumah tangga, dan kemiskinan antargenerasi,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan tersebut mampu melahirkan kesadaran dan aksi nyata dari seluruh unsur masyarakat untuk sama-sama bergerak, mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh agama, dunia pendidikan, hingga keluarga.
“Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan seruan dan tekad kolektif,” pungkasnya.(fachrul)
Editor : Amran